Antisipasi Korban, Pemprov DKI Jakarta Ambil Tindakan Tegas Terhadap JPO dan Halte Transjakarta Rusak di Cakung

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil langkah cepat untuk mengatasi permasalahan jembatan penyeberangan orang (JPO) dan halte Transjakarta yang mengalami kerusakan parah di wilayah Cakung, Jakarta Timur. Kerusakan ini diduga kuat diakibatkan oleh aksi pencurian material besi yang semakin meresahkan.

Sebagai langkah awal, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta akan segera menutup akses JPO yang dinilai sudah tidak layak dan membahayakan keselamatan masyarakat. Keputusan ini diambil sebagai upaya preventif untuk menghindari potensi terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan akibat kondisi JPO yang memprihatinkan.

"Sebagai tindak lanjut awal, Dinas Bina Marga Provinsi Jakarta akan melakukan penutupan akses pada JPO yang sudah tidak layak untuk difungsikan," ujar Heru Suwondo.

Untuk membahas solusi yang lebih komprehensif dan terkoordinasi, Dinas Bina Marga akan mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait pada hari Senin mendatang. Rapat ini akan melibatkan pemilik halte dan JPO, serta instansi-instansi terkait lainnya seperti PT Jakarta Tollroad Development, PT United Tractor, PT Transportasi Jakarta, BPAD Provinsi DKI Jakarta, dan Dinas Perhubungan Provinsi Jakarta. Tujuan utama dari rapat ini adalah untuk mencari solusi terbaik dalam memperbaiki fasilitas publik yang rusak dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan bagi para pengguna.

Kondisi sejumlah halte Transjakarta di sepanjang Jalan Raya Bekasi, Cakung, memang telah menjadi sorotan publik dalam beberapa waktu terakhir. Banyak warga yang menyayangkan kondisi halte-halte tersebut yang terbengkalai dan tidak terawat. Berdasarkan pantauan di lapangan, dari 13 halte yang ada di sepanjang Jalan Raya Bekasi, hampir semuanya berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Rangka besi, atap, dan tempat duduk besi masih tersisa, namun pelat besi yang seharusnya menjadi pijakan anak tangga dan ruang tunggu penumpang banyak yang hilang dicuri. Selain itu, kaca-kaca di ruang tunggu dan loket juga banyak yang pecah atau hilang, sementara dinding-dinding halte dipenuhi dengan coretan vandalisme.

Bahkan, beberapa halte terlihat tertutup semak-semak liar, menambah kesan tidak terawat dan terbengkalai. Ironisnya, meskipun dalam kondisi yang memprihatinkan, masih banyak penumpang Transjakarta yang tetap menunggu bus di halte-halte tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas transportasi publik ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Langkah cepat yang diambil oleh Pemprov DKI Jakarta ini diharapkan dapat segera mengatasi permasalahan JPO dan halte Transjakarta yang rusak di Cakung, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat pengguna transportasi publik. Selain itu, diharapkan pula agar tindakan tegas dapat diambil terhadap para pelaku pencurian material besi yang telah merugikan masyarakat dan pemerintah daerah.