Semarang Dukung Inovasi Warga Gunungpati: Sampah Plastik Diubah Menjadi Bahan Bakar Alternatif
Inovasi Pengelolaan Sampah di Semarang: Sampah Plastik Jadi BBM
Pemerintah Kota Semarang menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh warganya. Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah upaya warga Kecamatan Gunungpati yang berhasil mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyatakan dukungannya terhadap inovasi ini dan berencana menggandeng sejumlah perguruan tinggi ternama di Semarang untuk melakukan pengembangan lebih lanjut. Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) akan diajak bekerja sama karena memiliki ahli yang kompeten di bidang terkait.
Uji Laboratorium untuk Nilai Ekonomi
Langkah awal dari kolaborasi ini adalah melakukan uji laboratorium terhadap BBM yang dihasilkan dari proses penyulingan sampah plastik. Uji laboratorium ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan kualitas BBM, serta menentukan potensi nilai ekonominya. Dengan hasil uji yang akurat, diharapkan BBM alternatif ini dapat dimanfaatkan secara lebih luas.
Inisiatif ini bermula dari keprihatinan warga Kecamatan Gunungpati terhadap masalah sampah plastik. Rohmat, seorang staf kecamatan, merakit alat sederhana untuk mengubah sampah plastik menjadi BBM dengan memanfaatkan tong besi dan pipa bekas. Pengetahuan tentang proses ini didapatkan dari berbagai sumber, termasuk video tutorial di YouTube.
Camat Gunungpati, Al Frida Very Sanavel, menjelaskan bahwa ide ini muncul dari diskusi tentang cara mengurangi volume sampah di wilayahnya. Alat yang dibuat bekerja dengan cara memanaskan sampah plastik di dalam tong besi hingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian dialirkan melalui pipa dan didinginkan sehingga mengembun menjadi cairan yang mirip minyak.
Bahan Bakar untuk Mesin Pemotong Rumput
Meski belum diuji di laboratorium, BBM hasil penyulingan ini telah diuji coba untuk menyalakan mesin pemotong rumput. Hasilnya cukup memuaskan, menunjukkan potensi BBM ini sebagai sumber energi alternatif.
Sampah plastik yang digunakan dalam proses ini berasal dari sumbangan para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non-ASN di wilayah Gunungpati. Setiap apel hari Senin, mereka diminta membawa sampah rumah tangga untuk diolah.
Tujuan utama dari inisiatif ini adalah mengurangi volume sampah plastik yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, yang diperkirakan akan segera penuh dalam beberapa tahun mendatang. Kecamatan Gunungpati juga berupaya mendapatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang untuk memproduksi alat serupa dan mendistribusikannya ke seluruh kelurahan di wilayahnya.
Selain Gunungpati, terdapat empat kecamatan lain di Semarang yang juga mengembangkan inovasi pengelolaan sampah, yaitu Tembalang, Banyumanik, Semarang Utara, dan Semarang Tengah. Inovasi-inovasi ini diharapkan dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan melalui pengolahan sampah yang bernilai ekonomi.