Ketegangan Diplomatik Meningkat: Lebanon Panggil Duta Besar Iran Terkait Komentar Kontroversial
Lebanon Tegur Duta Besar Iran atas Pernyataan yang Dianggap Campuri Urusan Dalam Negeri
Pemerintah Lebanon secara resmi memanggil Duta Besar Iran, Motjaba Amani, untuk menyampaikan teguran keras terkait pernyataan publiknya yang dinilai mencampuri urusan internal negara. Langkah ini diambil setelah Amani mengunggah komentar kontroversial yang menyinggung isu sensitif terkait Hizbullah dan tekanan Amerika Serikat terhadap Lebanon.
Kementerian Luar Negeri Lebanon mengkonfirmasi pemanggilan Amani dan pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal Hani Chemaitelly. Dalam pertemuan tersebut, Chemaitelly menekankan pentingnya bagi Amani untuk menghormati protokol diplomatik dan menghindari tindakan yang dapat diartikan sebagai campur tangan dalam kedaulatan Lebanon. Pemanggilan ini menjadi sinyal kuat bahwa Lebanon tidak akan mentolerir intervensi asing dalam isu-isu domestiknya.
Kontroversi bermula dari unggahan Amani di media sosial yang mengkritik upaya perlucutan senjata, yang secara implisit menyinggung tuntutan AS terhadap Hizbullah. Amani menyebut upaya tersebut sebagai "konspirasi" dan memperingatkan negara-negara untuk tidak menyerah pada tekanan asing. Meskipun unggahan tersebut tidak secara eksplisit menyebut Lebanon atau Hizbullah, namun waktu dan konteksnya mengindikasikan bahwa komentar tersebut merujuk pada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai perlucutan senjata kelompok militan yang didukung Iran tersebut.
Dalam postingannya, Amani menulis:
"Proyek perlucutan senjata itu merupakan konspirasi yang jelas terhadap negara-negara lainnya. Di saat AS terus menyediakan senjata dan rudal terbaru bagi entitas Zionis... AS menekan negara-negara lainnya untuk mengurangi atau menghancurkan persenjataan mereka dengan dalih yang berbeda. Dan begitu negara-negara tersebut menyerah pada tuntutan perlucutan senjata, mereka menjadi rentan terhadap serangan dan pendudukan. Kami (Iran), menyadari bahaya konspirasi ini, dan kami memperingatkan negara-negara lainnya agar tidak jatuh ke dalam perangkap musuh."
Komentar Amani memicu reaksi keras di Lebanon, terutama dari pihak-pihak yang menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap norma-norma diplomatik dan campur tangan yang tidak pantas dalam urusan internal Lebanon. Beberapa analis berpendapat bahwa pernyataan Amani mencerminkan kekhawatiran Iran tentang potensi melemahnya pengaruh Hizbullah di Lebanon.
Perlu dicatat bahwa Hizbullah, sekutu dekat Iran, saat ini sedang terlibat dalam konflik dengan Israel. Selain itu, Amerika Serikat telah lama menekan Lebanon untuk melucuti senjata Hizbullah, sebuah tuntutan yang ditolak mentah-mentah oleh kelompok tersebut.
Posisi Hizbullah
Naim Qassem, pemimpin senior Hizbullah, secara tegas menyatakan bahwa kelompoknya tidak akan menyerah pada tekanan untuk meletakkan senjata. Penegasan ini menggarisbawahi kompleksitas dan sensitivitas isu perlucutan senjata di Lebanon, serta potensi dampak regionalnya.
Insiden ini menyoroti meningkatnya ketegangan diplomatik antara Lebanon dan Iran, serta tantangan yang dihadapi Lebanon dalam menjaga kedaulatan dan stabilitasnya di tengah pengaruh regional yang kuat.