MIND ID dan PT Timah Bersinergi Kembangkan Industri Logam Tanah Jarang Nasional
MIND ID dan PT Timah Tbk berkolaborasi dalam pengembangan industri logam tanah jarang (LTJ) di Indonesia. Inisiatif ini diwujudkan melalui pengembangan Pilot Plant LTJ yang berlokasi di Tanjung Ular, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.
Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, menegaskan bahwa proyek ini merupakan wujud dukungan PT Timah terhadap program hilirisasi mineral nasional yang dicanangkan pemerintah. Ia menjelaskan bahwa logam tanah jarang terdiri dari 15 unsur, dengan cerium, lantanum, neodymium, dan praseodymium sebagai unsur dominan.
Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan LTJ karena memiliki sumber daya yang jarang dimiliki negara lain. Dany meyakini bahwa dengan kemampuan memproses LTJ di dalam negeri, Indonesia dapat memaksimalkan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat.
"Pengembangan logam tanah jarang ini akan menjadikan Indonesia sebagai basis pengembangan ekosistem industri strategis di masa depan," ujarnya.
MIND ID dan PT Timah saat ini fokus pada revitalisasi dan modifikasi Pilot Plant sebagai fasilitas pengolahan monasit. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan kembali monasit sebagai bagian dari pengembangan proyek LTJ. Langkah ini diharapkan dapat mendorong hilirisasi melalui industrialisasi LTJ yang berbasis pada mineral ikutan dari penambangan timah.
Logam tanah jarang memiliki peran krusial dalam berbagai industri strategis, termasuk:
- Industri magnet permanen
- Baterai hybrid
- Elektronik
- Katalis
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Dicky Octa Zahriadi, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menjalin kerjasama dengan mitra teknologi untuk mempercepat pengolahan monasit menjadi produk mix rare earth carbonate. Kolaborasi ini melibatkan lembaga mitra teknologi dari dalam dan luar negeri.
Dicky menjelaskan bahwa logam tanah jarang mengandung thorium, yang berpotensi menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Meskipun Pilot Plant telah dirintis sejak tahun 2010, pengembangan fasilitas pengolahan ini menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:
- Keterbatasan teknologi pengolahan yang teruji
- Minimnya opsi mitra strategis dengan teknologi dan pengalaman yang memadai
- Proses revitalisasi pilot plant yang memerlukan waktu dan dukungan teknis
PT Timah berencana untuk membangun pabrik pengolahan LTJ skala komersial dengan bahan baku utama dari monasit, sebagai mineral ikutan timah.
"Melalui pengembangan REE di dalam negeri, PT Timah berupaya untuk memperluas rantai pasok industri yang berbasis pada sumber daya alam mineral nasional," pungkas Dicky.