Nuryanah, Srikandi Pulau Kelapa, Berjuang Wujudkan Pulau Bebas Sampah Demi Kenyamanan Wisatawan

Di tengah gemerlapnya pesona Kepulauan Seribu, tersembunyi sebuah pulau kecil bernama Pulau Kelapa. Di sana, seorang wanita bernama Nuryanah (34), dengan penuh semangat mengemban mimpi besar: menjadikan Pulau Kelapa bebas dari sampah. Sebagai ketua bank sampah setempat, Nuryanah bertekad mewujudkan lingkungan yang bersih dan lestari, demi memberikan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi para pengunjung.

Nuryanah menyadari betul potensi wisata Pulau Kelapa. Baginya, kebersihan adalah kunci utama untuk menarik dan memuaskan hati wisatawan. "Saya ingin wisatawan terkesan dengan kebersihan pulau kita," ujarnya. Dengan motivasi tersebut, Nuryanah bersama timnya tak kenal lelah menghidupkan bank sampah. Mereka mengumpulkan dan mengelola sampah dari rumah-rumah warga, mengubahnya menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi.

Perjuangan Nuryanah tentu tidaklah mudah. Ia kerap dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari rasa lelah hingga kurangnya partisipasi dari sebagian warga. Mengemban peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan ketua bank sampah membutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga yang besar. Setiap akhir pekan, Nuryanah harus berkeliling menjemput sampah dari rumah-rumah warga, karena tidak semua orang memiliki kesadaran untuk mengantarkan sampah mereka sendiri ke bank sampah.

Saat ini, Nuryanah memiliki 106 anggota bank sampah yang aktif berpartisipasi dalam pengumpulan sampah. Meskipun terkadang merasa jenuh, Nuryanah selalu berusaha membangkitkan semangatnya kembali. "Saya harus bangkit dan menjadi pejuang lingkungan," tegasnya.

Kerja keras Nuryanah selama enam tahun terakhir akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Pada tahun 2024, bank sampah yang dikelolanya berhasil meraih penghargaan sebagai bank sampah terbaik di Provinsi Jakarta. Penghargaan ini diraih berkat keaktifan bank sampah dalam hal administrasi dan jumlah anggota yang cukup banyak.

Keberhasilan ini semakin memotivasi Nuryanah untuk mengembangkan bank sampahnya. Ia menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Wahana Visi, sebuah organisasi yang fokus pada perubahan berkelanjutan bagi anak-anak, keluarga, dan masyarakat. Melalui program PHINLA Fase 2 periode 2024-2027, Wahana Visi memberikan pendampingan kepada Nuryanah dalam mengelola bank sampah.

PHINLA, yang didukung oleh pemerintah Jerman, bertujuan untuk meningkatkan mekanisme pengolahan sampah berkelanjutan berbasis komunitas. Program ini tidak hanya menyasar Pulau Kelapa, tetapi juga beberapa bank sampah di pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu, seperti Pulau Harapan, Pulau Pramuka, Pulau Tidung, dan Pulau Untung Jawa. Selain itu, PHINLA juga mendampingi bank sampah di beberapa kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

Pendampingan yang diberikan oleh PHINLA meliputi berbagai pelatihan untuk para pengurus bank sampah, serta bantuan fasilitas seperti sepatu boots, sarung tangan, gerobak sampah, dan tong sampah. Bantuan ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan bank sampah dan meningkatkan produktivitasnya.

Nuryanah adalah contoh nyata seorang wanita inspiratif yang berjuang untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Dengan semangat dan dedikasinya, ia membuktikan bahwa mimpi besar dapat diwujudkan, meskipun dengan langkah kecil dan penuh tantangan.