Perjuangan Pria Paruh Baya di Tangerang: Kembali Berburu Peluang Kerja Demi Keluarga

Di tengah hiruk pikuk pusat perbelanjaan TangCity Mall, seorang pria bernama Cholis, 48 tahun, terlihat menyusuri setiap sudut area job fair yang diadakan oleh Pemerintah Kota Tangerang. Bukan sekadar mencari nafkah, langkahnya kali ini dipenuhi harapan untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi keluarganya.

Cholis, seorang ayah dari Jatake, Kota Tangerang, sebelumnya telah memiliki pengalaman bekerja selama 14 tahun di sebuah perusahaan ritel terkemuka. Namun, pada September 2024, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan mencoba peruntungan dengan membuka usaha air isi ulang bersama sang istri. Usaha tersebut kini berjalan dengan baik di bawah kendali istrinya, tetapi Cholis merasa terpanggil untuk kembali mencari pekerjaan. Alasannya sederhana, ia memiliki tiga orang anak yang membutuhkan jaminan masa depan, dan sebagai seorang ayah, ia merasa bertanggung jawab untuk terus berjuang.

Dengan berbekal pengalaman di bidang merchandising dan gelar S1 Administrasi Negara dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Cholis berharap dapat kembali berkarier di bidang yang ia kuasai. Ia menyadari bahwa persaingan di dunia kerja saat ini semakin ketat, dan usianya sering kali menjadi penghalang. Beberapa perusahaan bahkan secara tersirat menolak lamarannya karena faktor usia.

"Basic saya dulu itu kan sebelumnya di merchandising Alfamart. Kalau bisa masih di bidang itu juga. Bagian supplier," ungkap Cholis, menunjukkan preferensinya terhadap pekerjaan yang sesuai dengan pengalamannya.

Namun, realitas tidak selalu sejalan dengan harapan. Cholis mengakui bahwa usianya yang mendekati kepala lima menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan. Ia pernah mencoba melamar di perusahaan besar seperti Mayora, tetapi terbentur batasan usia maksimal yang ditetapkan, yaitu 32-33 tahun.

Meski demikian, Cholis tidak menyerah. Ia terus mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan, berharap ada satu pintu yang terbuka dan memberikan kesempatan baginya untuk membuktikan diri. Ia percaya bahwa pengalamannya yang panjang dan dedikasinya terhadap keluarga dapat menjadi nilai tambah yang berharga bagi perusahaan.

Job fair yang ia datangi hari itu dipadati oleh para pencari kerja dari berbagai usia dan latar belakang. Ada yang datang bersama pasangan, ditemani orang tua, bahkan ada pula yang menggendong anak. Semuanya memiliki harapan yang sama, yaitu mendapatkan pekerjaan yang layak.

Di tengah keramaian itu, Cholis adalah salah satu dari sekian banyak kisah perjuangan yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata. Kisah tentang keberanian untuk memulai kembali, tentang cinta seorang ayah kepada keluarganya, dan tentang harapan yang tak pernah padam.

Cholis berharap job fair ini dapat membantu orang-orang sepertinya yang masih berjuang mencari pekerjaan. Ia menyadari bahwa situasi saat ini tidaklah mudah, tetapi ia tetap optimis dan bertekad untuk terus berusaha demi masa depan keluarganya.