Kondisi Kesehatan Menurun, Perempuan Lansia Penjaga Warung Gunung Lawu Dievakuasi
Kondisi Kesehatan Menurun, Perempuan Lansia Penjaga Warung Gunung Lawu Dievakuasi
Wakiyem, atau yang akrab disapa Mbok Yem, perempuan lansia yang dikenal sebagai satu-satunya pemilik warung di Gunung Lawu, terpaksa dievakuasi dari tempat tinggalnya di lereng gunung tersebut. Evakuasi yang dilakukan pada Selasa (4/3/2025) ini dipicu oleh kondisi kesehatan Mbok Yem yang terus menurun sejak Februari 2025. Proses evakuasi melibatkan enam relawan dan pendamping yang secara bergantian menandu Mbok Yem menuruni jalur yang menantang dari warungnya di Hargo Dalem menuju basecamp Cemoro Sewu. Perjalanan yang dimulai pukul 08.00 WIB ini baru mencapai basecamp pukul 11.00 WIB.
Evakuasi Mbok Yem ini berbeda dari kebiasaan turun gunungnya yang biasanya dilakukan setahun dua kali, menjelang hari raya. Menurut Muh. Arbain, humas RSU Aisyiyah yang dihubungi Jumat (7/3/2025), Mbok Yem biasanya hanya turun gunung sekali dalam setahun untuk merayakan hari raya. Namun, karena kondisi kesehatannya yang memburuk, dengan keluhan kelemahan badan dan pembengkakan kaki yang diduga akibat asam urat, evakuasi darurat menjadi pilihan yang tak terhindarkan. Arbain menambahkan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi fisik Mbok Yem dan atas persetujuannya sendiri. Anak Mbok Yem menjelaskan bahwa ibunya memiliki keyakinan spiritual yang kuat terhadap Gunung Lawu, sehingga keputusannya untuk turun gunung baru diambil ketika kondisi kesehatannya sudah sangat memburuk dan tidak memungkinkan untuk tetap tinggal di sana.
Esa Adi Prasetya, salah satu pendamping Mbok Yem selama evakuasi, menjelaskan lebih rinci tentang proses evakuasi tersebut. Ia menyebutkan bahwa selain para relawan dari komunitas Pecinta Gunung Lawu (PGL), turut serta juga pendamping yang memberikan dukungan selama proses evakuasi berlangsung. Keenam orang tersebut secara bergantian menandu Mbok Yem, memastikan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan yang cukup berat itu. Esa juga membenarkan bahwa Mbok Yem menunjukkan gejala kelemahan tubuh dan pembengkakan di kaki. Meskipun dalam keadaan sakit, tekad Mbok Yem untuk tetap bertahan di Gunung Lawu patut diacungi jempol, sampai akhirnya kondisi kesehatannya memaksa dirinya untuk dievakuasi.
Meskipun menjalani perawatan di rumah sakit, warung Mbok Yem tetap beroperasi seperti biasa. Hal ini berkat dua tenaga kerja yang biasanya membantunya berjualan di warung tersebut. Keberadaan mereka memastikan kelancaran operasional warung dan memastikan bahwa pelanggan tetap dapat menikmati layanan yang diberikan Mbok Yem selama ini. Keberadaan dua tenaga kerja ini menjadi bukti nyata kepedulian dan solidaritas yang diberikan pada Mbok Yem, yang memastikan bahwa usahanya akan tetap berjalan meskipun dirinya harus menjalani perawatan medis.
Evakuasi Mbok Yem menjadi sorotan karena mengungkap tantangan yang dihadapi oleh individu yang memilih untuk tinggal dan bekerja di daerah terpencil dan pegunungan. Kasus ini juga menyoroti pentingnya dukungan dan bantuan bagi mereka yang membutuhkan, terutama dalam kondisi kesehatan yang memburuk. Semoga Mbok Yem segera pulih dan kembali sehat seperti sedia kala.