Tiongkok Desak Amerika Serikat Hapus Seluruh Tarif Impor, Soroti Inkonsistensi Kebijakan Trump

Merespon sinyalemen penurunan tarif impor dari Amerika Serikat, Tiongkok secara tegas menyerukan penghapusan total semua tarif yang telah diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump. Desakan ini mencerminkan ketidakpercayaan Beijing terhadap komitmen AS, mengingat rekam jejak inkonsistensi kebijakan dan retorika yang berubah-ubah.

Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok, He Yadong, mengutip peribahasa yang menekankan tanggung jawab pihak yang memulai konflik untuk mengakhirinya. Ia menyatakan bahwa jika AS benar-benar berniat menyelesaikan masalah ini, Washington harus mendengarkan aspirasi masyarakat internasional dan para pemangku kepentingan di dalam negeri.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, mengklarifikasi bahwa belum ada konsultasi atau negosiasi antara kedua negara terkait tarif, apalagi kesepakatan apa pun. Hal ini menggarisbawahi kesenjangan yang signifikan antara pernyataan publik Trump dan realitas diplomasi yang sedang berlangsung.

Wang Yiwei, seorang pakar ekonomi Tiongkok dan penasihat pemerintah, menilai pernyataan Trump sebagai upaya untuk menenangkan pasar di tengah tekanan domestik yang meningkat. Ia menyoroti bahwa setelah berminggu-minggu drama dan pesan yang kontradiktif, para pejabat Tiongkok tidak lagi mempercayai janji-janji Trump tentang penurunan tarif yang substansial.

"Dia mengatakan satu hal hari ini dan hal lain besok, mungkin menaikkannya lagi keesokan harinya. Dia tidak dapat dipercaya," kata Wang Yiwei. Pernyataan ini mencerminkan skeptisisme yang meluas di Tiongkok terhadap kredibilitas dan konsistensi kebijakan perdagangan AS di bawah kepemimpinan Trump.

Langkah-langkah yang telah diambil oleh Tiongkok:

  • Presiden China Xi Jinping mengunjungi tiga negara di Asia Tenggara untuk memperkuat posisi sebagai mitra politik dan ekonomi yang stabil.

Perubahan sikap Trump terjadi setelah pertemuan dengan para eksekutif perusahaan ritel besar AS, seperti Walmart, Target, Home Depot, dan Lowe's. Perusahaan-perusahaan ini dilaporkan menyuarakan kekhawatiran tentang dampak ekonomi yang meningkat dari kebijakan tarif dan ketidakpastian yang ditimbulkannya bagi pasar keuangan.

Banyak bank investasi terkemuka telah memperingatkan bahwa tarif yang besar, serta tindakan pembalasan Tiongkok, dapat menjerumuskan ekonomi AS dan global ke dalam resesi.

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengindikasikan bahwa tarif 145% yang dikenakan pada Tiongkok dapat diturunkan antara 50% dan 65%. Namun, rincian lebih lanjut mengenai pemotongan tarif yang diusulkan masih belum jelas.

Di media sosial Tiongkok, berita tentang potensi penurunan tarif ini disambut dengan sinisme dan ejekan terhadap Trump. Tagar "Trump takut" menjadi trending topic di platform Weibo, dengan lebih dari 150 juta penayangan.