Tragedi Gaza: Serangan Udara Israel Renggut Nyawa Keluarga yang Tengah Tertidur

Gelombang serangan udara yang dilancarkan oleh Israel di Jalur Gaza pada hari Kamis, 24 April 2024, telah merenggut nyawa puluhan warga sipil, termasuk sebuah keluarga yang terdiri dari enam orang. Keluarga tersebut tewas seketika ketika rumah mereka di wilayah utara Kota Gaza hancur akibat serangan tersebut.

Menurut keterangan dari Kementerian Pertahanan Sipil Gaza, keenam korban tersebut adalah pasangan suami istri beserta keempat anak mereka. Tragisnya, mereka sedang terlelap tidur ketika rudal menghantam kediaman mereka, meninggalkan puing-puing dan kesedihan mendalam bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.

"Apa yang bisa saya katakan? Kehancuran ini tidak menyisakan siapa pun," ungkap Nidal Al Sarafiti, seorang kerabat korban, dengan nada pilu kepada AFP.

Ledakan dahsyat akibat serangan tersebut mengguncang wilayah Jabalia. Para korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Indonesia untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, nyawa mereka tidak dapat diselamatkan.

Abdel Qader Sabah, seorang warga setempat berusia 23 tahun, menggambarkan betapa mengerikannya ledakan yang terjadi. "Pengeboman itu sangat hebat dan mengguncang seluruh wilayah. Semua orang mulai berlarian dan berteriak, tidak tahu harus berbuat apa karena kengerian dan dahsyatnya pengeboman itu," tuturnya.

Militer Israel mengklaim bahwa serangan di Jabalia menargetkan pusat komando dan kendali milik Hamas. Mereka menyatakan bahwa pusat komando tersebut digunakan oleh para teroris untuk merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF.

Serangan juga dilaporkan terjadi di berbagai wilayah lain di Gaza, termasuk Khan Yunis. Akibat rentetan serangan tersebut, sedikitnya 21 orang dilaporkan tewas. Mohammed Faris, seorang saksi mata, menggambarkan bagaimana serangan terjadi secara tiba-tiba. "Kami sedang duduk dengan tenang ketika rudal itu jatuh. Saya tidak mengerti… apa yang terjadi," ujarnya dengan nada kebingungan.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan di wilayah Gaza yang dikuasai Hamas, sejak Israel melanjutkan operasi militernya pada 18 Maret 2024, setelah berakhirnya gencatan senjata selama dua bulan, jumlah korban tewas telah mencapai 1.978 orang. Secara keseluruhan, sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023, total korban jiwa di Gaza telah mencapai 51.355 orang.

Konflik ini bermula dari serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.218 orang, sebagian besar warga sipil. Dalam serangan tersebut, Hamas menculik 251 orang dan membawa mereka ke Gaza. Hingga saat ini, 58 orang masih disandera, dan militer Israel menyatakan bahwa 34 di antaranya telah meninggal dunia.

Pemerintah Israel menegaskan bahwa operasi militer yang sedang berlangsung bertujuan untuk membebaskan para sandera yang tersisa. Namun, di dalam negeri, ribuan warga Israel, termasuk keluarga para tawanan, menyerukan diakhirinya serangan dan mendesak pemerintah untuk mencari solusi damai demi menyelamatkan nyawa para sandera.