Keracunan Massal di SD Bombana, Diduga Santapan Bergizi Gratis Penyebabnya
Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami insiden keracunan massal yang diduga kuat disebabkan oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mereka konsumsi pada hari Rabu (23/04). Kejadian ini memicu keprihatinan mendalam dan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk kepolisian dan dinas kesehatan setempat.
Menurut keterangan Kapolres Bombana, AKBP Wisnu Hadi, pihak kepolisian telah mengamankan sekitar 53 paket makanan yang diduga telah basi sebagai barang bukti. Sampel dari paket makanan tersebut telah diserahkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Bombana untuk dilakukan pengujian laboratorium. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kandungan dalam makanan tersebut dan memastikan penyebab pasti dari insiden keracunan ini.
Program MBG sendiri merupakan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan. Pada hari kejadian, sebanyak 1.026 paket MBG didistribusikan ke tiga sekolah dasar di wilayah Kasipute, yaitu SDN 33 Kasipute, SDN 08 Kasipute, dan SDN 27 Doule. Namun, insiden keracunan ini hanya terjadi di SDN 33 Kasipute, menimbulkan spekulasi bahwa ada faktor spesifik yang menyebabkan makanan tersebut menjadi tidak layak konsumsi di sekolah tersebut.
Gejala yang dialami oleh para siswa yang keracunan umumnya adalah mual dan muntah-muntah. Beruntungnya, penanganan cepat yang diberikan oleh pihak sekolah dan petugas kesehatan setempat berhasil memulihkan kondisi para siswa. Tidak ada siswa yang dilaporkan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit atau puskesmas. Meskipun demikian, kejadian ini tetap meninggalkan trauma dan kekhawatiran bagi para siswa, orang tua, dan pihak sekolah.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kemungkinan besar penyebab basi-nya paket MBG adalah kesalahan dalam proses penyimpanan bahan makanan. Faktor-faktor seperti suhu penyimpanan yang tidak tepat, sanitasi yang buruk, atau masa simpan bahan makanan yang telah melewati batas dapat menjadi penyebab utama. Dinkes Bombana saat ini tengah berupaya keras untuk mengungkap penyebab pasti keracunan ini melalui uji laboratorium. Hasil uji lab ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kandungan dalam makanan tersebut dan membantu mengidentifikasi sumber kontaminasi.
Kejadian keracunan massal ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam program MBG. Evaluasi menyeluruh terhadap seluruh aspek program, mulai dari pengadaan bahan makanan, proses pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi, perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan memastikan standar keamanan pangan yang ketat diterapkan dalam program MBG. Dengan demikian, tujuan mulia program ini untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah dapat tercapai tanpa membahayakan kesehatan mereka.