Lonjakan Kasus WNI Terjebak Penipuan Daring di Kamboja: KBRI Phnom Penh Catat Peningkatan 174 Persen

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh mencatat lonjakan signifikan kasus warga negara Indonesia (WNI) yang bermasalah di Kamboja selama tiga bulan pertama tahun 2025. Data menunjukkan peningkatan mencapai 174 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan total 1.301 kasus yang ditangani.

Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darosumarto, mengungkapkan bahwa mayoritas kasus tersebut didominasi oleh tindak kejahatan penipuan daring (online scam). Ironisnya, peningkatan ini terjadi meskipun pemerintah telah berulang kali memberikan imbauan dan media massa secara gencar memberitakan bahaya terkait tawaran pekerjaan palsu di luar negeri. Kasus-kasus serupa juga kerap viral di media sosial, namun tampaknya tidak menyurutkan minat sebagian WNI untuk mencoba peruntungan di Kamboja.

"Banyak WNI yang masih tergiur dengan iming-iming gaji tinggi, pekerjaan mudah, fasilitas mewah, dan persyaratan kerja yang minim," ujar Santo dalam keterangan tertulisnya.

Dari total 1.301 kasus yang terdata, sebanyak 85 persen atau 1.112 kasus terkait langsung dengan penipuan daring. Modus operandinya melibatkan WNI sebagai pelaku yang menargetkan masyarakat Indonesia di Tanah Air. Hal ini menunjukkan bahwa kejahatan siber ini tidak hanya merugikan WNI di Kamboja, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi masyarakat di Indonesia.

Lonjakan kasus penipuan online ini sangat mengkhawatirkan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 265 persen, dari hanya 306 kasus menjadi lebih dari seribu kasus. Fakta ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap tawaran pekerjaan yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Menyikapi situasi ini, Dubes Santo kembali menekankan pentingnya kehati-hatian dan kebijaksanaan bagi masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Ia mengimbau agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan janji-janji manis yang ditawarkan oleh agen perekrutan yang tidak jelas.

KBRI Phnom Penh berjanji akan memperkuat koordinasi dengan instansi terkait di Indonesia untuk meningkatkan upaya pencegahan, penanggulangan, dan penindakan terhadap kasus WNI bermasalah di Kamboja. Hal ini meliputi peningkatan edukasi dan literasi digital kepada masyarakat agar terhindar dari jebakan lowongan kerja ilegal dan kejahatan daring yang merugikan.

Upaya pencegahan juga akan difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat mengenai risiko dan potensi bahaya bekerja di luar negeri tanpa persiapan yang matang dan melalui jalur yang tidak resmi. Pemerintah juga akan berupaya untuk menindak tegas para pelaku perekrutan ilegal yang memanfaatkan ketidaktahuan dan kerentanan masyarakat.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari menjadi korban penipuan daring di luar negeri:

  • Verifikasi informasi: Selalu periksa kebenaran informasi lowongan kerja dan perusahaan yang menawarkan pekerjaan tersebut. Cari tahu reputasi perusahaan dan pastikan memiliki izin resmi untuk beroperasi.
  • Waspadai tawaran yang terlalu bagus: Jika tawaran pekerjaan terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, berhati-hatilah. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming gaji tinggi dan fasilitas mewah.
  • Jangan berikan informasi pribadi: Jangan pernah memberikan informasi pribadi yang sensitif kepada pihak yang tidak dikenal, seperti nomor rekening bank, nomor kartu kredit, atau kata sandi.
  • Laporkan ke pihak berwajib: Jika Anda menjadi korban penipuan, segera laporkan ke pihak berwajib agar dapat ditindaklanjuti.

Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, diharapkan masyarakat Indonesia dapat terhindar dari jebakan penipuan daring yang semakin marak terjadi di luar negeri.