PAM Mineral (NICL) Bagikan Dividen Jumbo, Targetkan Peningkatan Penjualan Nikel Signifikan
Emiten pertambangan nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL), mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp 127,62 miliar kepada para pemegang sahamnya. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Kamis, 24 April 2025.
Nilai dividen yang akan dibagikan setara dengan Rp 12 per lembar saham, mencerminkan 60,83 persen dari saldo laba perusahaan pada tahun buku 2024. Direktur Utama NICL, Ruddy Tjanaka, menjelaskan bahwa selain pembagian dividen, perseroan juga mengalokasikan Rp 22,54 miliar dari saldo laba sebagai dana cadangan. Sisa dari laba ditahan, sejumlah Rp 59,64 miliar, akan dimasukkan kembali ke dalam saldo laba perseroan.
Kinerja keuangan NICL pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 318,76 miliar, melonjak tajam sebesar 1.075 persen dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 27,13 miliar. Kenaikan laba ini didorong oleh kombinasi faktor, termasuk peningkatan volume penjualan dan efisiensi dalam pengelolaan beban umum dan administrasi.
Pendapatan NICL juga mengalami pertumbuhan positif, mencapai Rp 1,44 triliun pada tahun 2024, meningkat 26,37 persen dibandingkan dengan Rp 1,14 triliun pada tahun 2023. Efisiensi biaya produksi yang diterapkan perusahaan juga berkontribusi signifikan terhadap peningkatan laba kotor, yang naik sebesar 278,50 persen menjadi Rp 517,26 miliar dari sebelumnya Rp 136,66 miliar.
Marjin laba kotor NICL pada tahun 2024 mencapai 35,86 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 11,97 persen. Laba usaha juga mengalami kenaikan menjadi Rp 414,10 miliar dari sebelumnya Rp 45,16 miliar.
Dalam prospek bisnis ke depan, NICL menargetkan peningkatan volume penjualan nikel menjadi 3,3 juta ton pada tahun 2025, dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2024 sebesar 2,3 juta ton. Rencana ini didukung oleh potensi penambahan volume penjualan sebesar 700.000 ton dari entitas anak perusahaan.
NICL saat ini mengoperasikan dua lokasi pertambangan, yaitu PAM Mineral dengan cadangan sebesar 6 juta wet metrik ton (WMT) dan PT Indrabakti Mustika (IBM) dengan cadangan sebesar 22 juta WMT. Pada area IUP PAM Mineral yang berlokasi di Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sekitar 45 persen dari area sumber daya telah dieksploitasi. Sementara itu, di PT IBM yang berlokasi di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, area yang telah ditambang baru mencapai 22 persen dari total area sumber daya.
Pada tahun 2024, NICL dan PT IBM secara bersama-sama telah menambang bijih nikel sebanyak 1,96 juta ton dan menjual sebanyak 2,3 juta ton. Sebagian dari penjualan tersebut, yaitu 0,34 juta ton, berasal dari inventaris tahun sebelumnya.
Untuk tahun 2025, perseroan menargetkan volume produksi sebesar 809.875 WMT, sementara entitas anak PT IBM diharapkan dapat mencapai produksi hingga 1.798.791 WMT. Sejalan dengan target produksi tersebut, perseroan dan entitas anak merencanakan penjualan sebesar 2.608.666 ton ore nikel dengan kadar nikel berkisar antara 1,3 persen hingga 1,65 persen Ni.
Pada periode hingga Maret 2025, NICL telah mencatatkan penjualan sebesar 357.000 ton dari target Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) sebesar 800.000 ton. Sementara itu, entitas anak PT IBM telah mencatatkan penjualan sebesar 645.000 ton dari target RKAB sebesar 1,8 juta ton.
"Omzet penjualan hingga Maret 2025 tercatat sebesar Rp 478 miliar atau telah mencapai 33,33 persen dibandingkan dengan omzet penjualan sepanjang tahun 2024," pungkas Ruddy.