Membongkar Efektivitas Kapal Selam Laser ‘Pembunuh Satelit’ China
19-December-24, 14:28
JAKARTA - Ilmuwan China tengah menjajaki pengembangan kapal selam berteknologi laser yang dirancang untuk menghancurkan satelit secara diam-diam dari bawah air, yang berpotensi mengubah peperangan Anti Satelit (ASAT).
Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), para peneliti dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yang dipimpin oleh Profesor Wang Dan dari Akademi Kapal Selam Angkatan Laut, mengusulkan untuk melengkapi kapal selam China dengan senjata laser solid-state berkekuatan megawatt. Laser canggih ini dapat menargetkan satelit, termasuk jaringan Starlink milik Space X yang luas, sementara kapal selam tetap berada di bawah air.
Laporan tersebut menyoroti bahwa metode ini menjawab tantangan menyembunyikan operasi ASAT, yang biasanya bergantung pada rudal darat-ke-udara yang dapat dengan mudah mengungkapkan lokasi-lokasi peluncuran. Laporan tersebut menunjukkan bahwa kapal selam berteknologi laser yang diusulkan dapat menggunakan tiang optoelektronik yang dapat ditarik untuk menargetkan satelit dan kemudian tenggelam lagi, sehingga meningkatkan elemen kejutan dan keamanan operasional.
Laporan SCMP menunjukkan bahwa penelitian tersebut menunjukkan ketidakefisienan penggunaan rudal terhadap satelit yang berukuran kecil, banyak, dan padat seperti yang ada dalam program Starlink, dan merekomendasikan produksi massal kapal selam yang dilengkapi laser untuk mengatasi ancaman militer.
Makalah oleh ilmuwan PLA menguraikan strategi komprehensif untuk menargetkan satelit yang mirip dengan Starlink, menyoroti perlunya panduan posisi satelit dari pasukan lain karena keterbatasan deteksi kapal selam. Di luar operasi ASAT, laporan tersebut menunjukkan bahwa kapal selam yang dilengkapi laser dapat melakukan berbagai misi, seperti menyerang pesawat antikapal selam, mengawal kapal dagang, dan menyerang target berbasis darat.
Kapal Selam SSN
Kapal selam serang nuklir (SSN) dianggap sebagai platform ideal untuk senjata laser ini, karena reaktor nuklirnya dapat menyediakan daya substansial yang dibutuhkan untuk sistem yang sangat boros energi, dan di waktu bersamaan juga mendapat manfaat dari sifat siluman bawaan kapal selam.
Dalam artikel Institut Angkatan Laut Amerika Serikat pada Juni 2024, pakar arsitektur angkatan laut Liam Nawara berpendapat bahwa SSN dapat mempertahankan kemampuan manuver meski ada ISR berbasis ruang angkasa yang terus-menerus, menjadikannya platform ASAT yang efektif. Seiring turunnya biaya peluncuran satelit orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO), konstelasi satelit akan meningkatkan ISR, yang memengaruhi konflik maritim.