Kapal Pengangkut TKI Ilegal Terbalik di Perairan Batam, 23 Penumpang Berasal dari Lombok
19-December-24, 14:04Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Sebuah kapal yang mengangkut tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal terbalik di perairan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau pada Kamis(16/6/2022) malam.
Kapal tersebut mengangkut 30 TKI ilegal dari Batam ke Malaysia. Diduga kapal tersebut terbalik karena menabrak kayu.
Dari 30 penumpang, 23 orang berhasil diselamatkan dan 7 lainnya masih dalam pencarian.
Kepala UPT BP2MI Kepulauan Riau Mangiring Sinaga mengatakan kecelakaan kapal itu diketahui setelah ada laporan dari seorang nelayan yang melintas di sekitar lokasi kejadian.
Bahkan nelayan tersebut juga berupaya menyelamatkan TKI ilegal yang terombang-ambing di laut. Nelayan tersebut kemudian melapor ke petugas TNI AL untuk meminta bantuan.
23 penumpang berasal dari Lombok
Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Perlindungan Pekerja Indonesia (BP2MI) Nusa Tenggara Barat Abri Danar Prabawa mengatakan 23 penumpang yang selamat berasal dari Lombok.
Dikutip dari Kompas.id, Abri mengatakan ada 30 pekerja migran yang turut dalam kecelakaan tersebut.
Sebanyak 23 orang selamat dan 7 orang masih dalam pencarian. Seluruh korban yang berjenis kelamin laki-laki dan selamat itu merupakan warga Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Abri merinci 15 orang berasal dari Lombok Tengah, 6 orang dari Lombok Timur, dan 2 orang dari Lombok barat.
”Dari seluruh korban selamat, satu orang, yakni Ahmad, dibawa ke RS Budi Kemuliaan kota Batam karena sesak napas akibat kebanyakan minum air laut. Saat ini, unsur SAR masih melaksanakan pencarian di lokasi kejadian serta pendalaman,” kata Abri.
Sementara itu, lima pekerja migran berangkat dari dari Dusun Mengiluk, Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Rabu (8/6/2022).
Mereka adalah Ahmad atau Amat (korban dirawat), Yusuf, Muhammad Zohri Abbas, Arum, dan Muhammad Rahim.
Jumisah (30), istri dari Muhammad Rahim yang tidak ada dalam data 23 korban selamat menangis histeris.
Ia terakhir berkomunikasi dengan suaminya beberapa saat sebelum berangkat sekitar pukul 19.00 Wita.
”Ia berkabar akan berangkat dan meminta doa, lalu tidak aktif lagi. Tahunya malah dapat informasi kecelakaan,” kata Jumisah.