Karakteristik Gen Z dan Korelasinya dengan Pekerjaan...
19-December-24, 12:42Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) Rhenald Kasali menilai ada pergeseran nilai dan perilaku yang dialami generasi muda saat ini atau dikenal sebagai Gen Z.
Salah satu faktor utamanya yakni kondisi perekonomian orangtua di perkotaan yang jauh lebih sejahtera ketimbang beberapa dekade lalu turut memicu perubahan tumbuh kembang anak. Tak terkecuali saat mereka menghadapi dunia kerja.
"Gen Z itu dilahirkan dari orangtua yang lebih sejahtera, khususnya perkotaan karena masyarakat pindah ke kota, tetapi orangtua yang sejahtera belum tentu melakukan pembinaan yang baik terhadap anak-anak, sehingga ada yang disebut strawberry generation tapi ada juga strawberry parents," ungkapnya usai orasi ilmiah Dies Natalis ke-67 Universitas Diponegoro (Undip), Selasa (15/10/2024).
Karakteristik Gen Z
Dia menilai, Gen Z yang tumbuh di keluarga yang sejahtera cenderung menjadi pribadi yang menginginkan kebebasan, kemandirian, dan mampu menyalurkan kreativitas.
"Sehingga (mereka) lebih banyak bekerja sendiri, akibatnya ketika (memasuki fase) bekerja, banyak yang enggak betah," imbuh dia.
Untuk itu, dia mendorong supaya perguruan tinggi tidak hanya mendidik mahasiswa secara formal untuk mengejar gelar akademis. Namun, yang lebih penting menyiapkan mahasiswa mengenali potensi diri agar lebih siap terjun menjadi seorang profesional saat lulus nanti.
"Maka di universitas di pendidikan tinggi harus ada upaya agar anak-anak mengenal pekerjaan yang tepat bagi mereka, agar mereka tidak pindah-pindah, tapi mereka bisa lebih ajek dalam berkarier dan mencari pengalaman," tutur dia.
Tak hanya itu, dia berharap para senior di dunia kerja maupun di kampus memahami karakter juniornya yang mungkin berbeda dengan generasinya.
Menurut dosen Fakultas Ekonomi UI itu, karakter Gen Z turut dipengaruhi oleh masa remaja yang dihabiskan di rumah selama pandemi Coovid-19 terjadi.
Alhasil mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar.
"Para senior harus mengerti kalau anak-anak sekarang ini beda, agak sedikit rapuh karena mereka dibesarkan di era pandemi, di era itu tidak ada social skills-nya karena tidak ketemu orang lain, sehingga kadang tidak bisa mengungkapkan perasaan, mudah switching (berpindah kerja) dan sebagainya," tandas dia.