Manten Tebu, Aset Wisata Baru di Kendal
19-December-24, 12:42Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Ratusan warga Kendal, Jawa Tengah, ikut mengarak manten, Sabtu (15/9/2018). Manten itu, bukan manusia, tapi dari pohon tebu.
Sepasang manten tebu itu, diberi nama Abdullah (laki-laki) dan Siti Rommah (perempuan).
Manten tebu tersebut sebagai simbol akan dimulainya giling tebu yang dilakukan oleh PT Industri Gula Nusantara (IGN) Cepiring Kendal. Orang Jawa, biasa memberi nama wiwitan giling tebu.
Direktur Utama PT IGN, Benardi Dharmawan mengatakan manten tebu diarak mulai dari belakang pabrik sampai ke lokasi giling yang ada di depan. Jaraknya sekitar 500 meter.
Rombongan arak-arakan diawali dengan seni tradisi reog, lalu manten tebu dan pengapetnya, drum band, dan terakhir seni Barongan.“Meskipun ini tradisi awal giling tebu, tapi bisa juga digunakan sebagai wisata tahunan,” ujarnya.
Menurut Benardi, banyak masyarakat yang datang menyaksikan wiwitan giling tebu ini. Tidak cuma dari Kendal tapi juga dari luar kota.
“Ini giling pertama, setelah beberapa tahun berhenti produksi,” katanya.
Bupati Kendal Mirna Anissa, yang hadir dalam wiwitan giling tebu, menambahkan ada 2 keuntungan dengan wiwitan giling tebu ini. Selain meningkatkan perekonomian, juga bisa untuk wisata.
“Tradisi ngarak manten tebu ini bisa dijadikan wisata. Banyak masyarakat yang ingin menyaksikan,” kata Mirna.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kendal, Tavip Purnomo, mengatakan wiwitan giling tebu bisa menjadi aset wisata karena bisa menghadirkan masyarakat. Mereka datang dengan tujuan sama, ingin menyaksikan dan melihat manten tebu.
"Di sekitar lokasi, ramai penjual dan ini bisa meningkatkan ekonomi," kata Tavip.
Maryati, salah satu warga Patebon, Kendal mengatakan wiwitan giling tebu di pabrik gula Cepiring tahun ini lebih sepi kalau dibandingkan yang lalu.
“Dulu, kalau wiwitan sangat ramai. Ada pasar malam juga wayang,” katanya.