Bicara di KTT BRICS, Jokowi: Saya Hadir Bukan Hanya sebagai Pemimpin Indonesia
19-December-24, 12:21JAKARTA,salah satu media informasi.- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023) sore.
Jokowi mengatakan, kehadirannya dalam KTT BRICS bukan hanya sebagai pemimpin Indonesia, tetapi juga sebagai sesama pemimpin negara-negara berkembang di belahan dunia bagian selatan atau The Global South.
"Kehadiran saya hari ini bukan hanya sebagai pemimpin Indonesia, tapi sebagai sesama pemimpin The Global South yang mewakili 85 persen populasi dunia yang menginginkan win-win formula," kata Jokowi, dikutip dari YouTube The Presidency of the Republik of South Africa, Kamis.
Jokowi lantas menuturkan bahwa kehadirannya di KTT BRICS dilandasi oleh semangat untuk terus menghidupkan spirit Bandung.
Ia mengatakan, spirit yang merupakan hasil dari Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955 silam itu masih relevan hingga saat ini.
"Di mana solidaritas, soliditas, dan kerja sama antarnegara berkembang perlu terus diperkuat," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga menegaskan bahwa semua pihak harus konsisten untuk menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia.
Menurutnya, tatanan ekonomi dunia saat ini diliputi oleh ketidakadilan, di mana kesenjangan pembangunan semakin lebar, rakyat miskin dan kelaparan pun semakin bertambah.
Jokowi kemudian menekankan bahwa situasi tersebut tidak boleh dibiarkan. Oleh karena itu, ia meminta negara-negara berkembang harus bersatu.
"Negara berkembang harus bersatu untuk memperjuangkan hak-haknya, diskriminasi perdagangan harus kita tolak, hilirisasi industri tidak boleh dihalangi. Kita semuanya harus terus menyuarakan kerja sama yang setara dan inklusif," katanya.
Jokowi pun meyakini bahwa BRICS dapat menjadi bagian terdepan untuk memperjuangkan keadilan pembangunan serta mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil.
Untuk diketahui, BRICS merupakan blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Organisasi ini disebut-sebut tandingan dari negara-negara ekonomi maju dunia yang tergabung dalam G7, yakni Amerika Serikat, Prancis, Italia, Inggris, Jepang, Kanada, dan Jerman.
Sebelumnya, Istana mengklaim bahwa kedatangan Presiden Jokowi di KTT BRICS hanya untuk memenuhi undangan dan tidak ada hubungannya dengan isu keanggotaan Indonesia dalam blok tersebut.