Harapan Akan Sosok Gembala Baik Mengiringi Misa Requiem Paus Fransiskus di Katedral Jakarta
Misa Requiem untuk mengenang Paus Fransiskus yang telah berpulang diadakan di Gereja Katedral, Jakarta. Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Pierro Pioppo, memimpin langsung upacara penghormatan terakhir tersebut, sekaligus menyampaikan harapan mendalam terkait sosok pengganti Paus Fransiskus.
Dalam khotbahnya, Mgr. Pioppo mengajak seluruh umat Katolik yang hadir untuk bersama-sama memanjatkan doa bagi jiwa Paus Fransiskus. Ia juga menyampaikan permohonan agar Tuhan berkenan memberikan seorang pemimpin Gereja Katolik yang baru, seorang Paus yang memiliki citra Kristus sebagai gembala yang baik. Sosok yang diharapkan mampu melanjutkan kepemimpinan dengan penuh kasih dan dedikasi, serta senantiasa membimbing umat menuju jalan kebenaran.
"Saya mempersembahkan kepada Tuhan kita, doa-doa permohonan Anda semua bagi jiwanya (Paus Fransiskus), bersama dengan ibadah Anda agar Tuhan memberikan kita seorang Paus baru seturut citra Kristus sang gembala baik. Amin,” ujar Mgr. Pioppo dalam khotbahnya.
Selain memimpin misa dan menyampaikan harapan, Mgr. Pioppo juga menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran umat Katolik dalam Misa Requiem tersebut. Ia juga mengapresiasi simpati dan dukungan yang telah diberikan oleh masyarakat Indonesia, yang datang ke Kedutaan Besar Vatikan untuk menyampaikan ungkapan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus wafat pada hari Senin, 21 April 2025, pukul 7.35 pagi waktu Vatikan, akibat stroke dan serangan jantung di usia 88 tahun. Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, mengumumkan berita duka tersebut pada pukul 9:45 waktu Vatikan. Sesuai dengan wasiatnya, Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore pada hari Sabtu, 26 April 2025.
Seiring dengan berpulangnya Paus Fransiskus, perhatian dunia kini tertuju pada proses pemilihan penggantinya. Mekanisme konklaf akan menjadi penentu siapa yang akan menduduki takhta suci selanjutnya. Beberapa nama telah mencuat sebagai kandidat potensial, di antaranya:
- Jean-Marc Aveline (Uskup Agung Marseille, Perancis)
- Kardinal Peter Erdo (Hongaria)
- Kardinal Mario Grech (Sekretaris Jenderal Sinode Uskup, Malta)
- Kardinal Juan Jose Omella (Uskup Agung Barcelona, Spanyol)
- Kardinal Pietro Parolin (Diplomat Vatikan, Italia)
- Kardinal Luis Antonio Gokim Tagle (Filipina)
- Kardinal Joseph Tobin (Uskup Agung Newark, Amerika Serikat)
- Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson (Ghana)
- Matteo Maria Zuppi (Uskup Agung Bologna, Italia)
Meskipun nama-nama ini banyak diperbincangkan, hasil akhir konklaf tetap menjadi misteri. Umat Katolik di seluruh dunia menantikan dengan penuh harap siapa yang akan terpilih sebagai Paus selanjutnya, seorang pemimpin yang diharapkan mampu membawa Gereja Katolik menuju masa depan yang lebih baik.
Proses konklaf, yang melibatkan para kardinal dari seluruh dunia, akan menjadi momen penting dalam sejarah Gereja Katolik. Keputusan yang diambil akan menentukan arah dan kepemimpinan Gereja untuk tahun-tahun mendatang.