Industri Otomotif AS Terancam Gelombang PHK dan Kebangkrutan Akibat Kebijakan Tarif

Pemerintah Amerika Serikat dihadapkan pada kekhawatiran mendalam dari kalangan industri otomotif. Lebih dari setengah lusin produsen mobil terkemuka, termasuk General Motors, Toyota, Volkswagen, dan Hyundai, secara bersama-sama menyampaikan surat peringatan kepada pemerintahan Presiden Donald Trump. Isi surat tersebut menyoroti potensi dampak buruk dari pemberlakuan tarif sebesar 25% terhadap impor mobil dan suku cadang.

Ancaman tarif ini dikhawatirkan akan memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan bahkan kebangkrutan bagi sejumlah perusahaan otomotif. Organisasi industri besar seperti Aliansi untuk Inovasi Otomotif, Dewan Kebijakan Otomotif Amerika, Asosiasi Dealer Mobil Nasional, dan Asosiasi Pemasok Kendaraan (MEMA), turut menandatangani surat tersebut, menegaskan luasnya kekhawatiran di seluruh sektor.

Trump sebelumnya mengindikasikan rencana penerapan tarif pada suku cadang mobil paling lambat 3 Mei. Industri otomotif berpendapat bahwa langkah ini akan mengganggu rantai pasokan global, mengakibatkan kenaikan harga mobil bagi konsumen, penurunan penjualan di dealer, serta peningkatan biaya dan ketidakpastian dalam servis dan perbaikan kendaraan.

Sebagian besar pemasok mobil dinilai tidak memiliki kemampuan finansial untuk menghadapi gangguan yang disebabkan oleh tarif yang tiba-tiba. Banyak dari mereka yang sudah berjuang secara finansial akan menghadapi penghentian produksi, PHK, dan kebangkrutan. Bahkan, kegagalan satu pemasok saja dapat menyebabkan penutupan jalur produksi pembuat mobil secara keseluruhan, seperti yang terjadi selama pandemi.

Surat tersebut secara khusus ditujukan kepada Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer, dengan harapan pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan tarif yang diusulkan.

Gelombang PHK sudah mulai terasa di industri otomotif sebagai dampak dari kebijakan tarif Trump. Volvo Group Amerika Utara mengumumkan rencana pemangkasan 550-800 pekerja di beberapa fasilitasnya di Amerika Serikat. Langkah ini merupakan respons terhadap perubahan dalam sistem perdagangan global yang telah berlangsung selama lebih dari 75 tahun.

Analis Global di JATO Dynamics, Felipe Munoz, menyoroti pentingnya pasar AS bagi produsen mobil global. Meskipun kontribusi pendapatan di AS mungkin relatif kecil bagi beberapa merek seperti Volkswagen, mereka tetap berupaya mempertahankan kehadiran mereka untuk menjaga posisi sebagai merek global.

Munoz memperkirakan bahwa Volkswagen, Volvo, Hyundai-Kia, Mercedes, BMW, Stellantis, Toyota, Nissan, Subaru, dan General Motors kemungkinan perlu meningkatkan jejak produksi mereka di AS dalam waktu dekat, mengingat pentingnya pasar ini.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Ancaman Tarif: Tarif 25% yang diusulkan terhadap impor mobil dan suku cadang.
  • Dampak Potensial: PHK massal, kebangkrutan perusahaan, kenaikan harga mobil, gangguan rantai pasokan.
  • Respons Industri: Surat peringatan dari lebih dari setengah lusin produsen mobil besar.
  • Gelombang PHK: Volvo Group mengumumkan pemangkasan ratusan pekerja.
  • Pentingnya Pasar AS: Produsen mobil global berupaya mempertahankan kehadiran mereka di AS.

Industri otomotif global kini menghadapi tantangan signifikan akibat kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Trump. Dampak jangka panjang dari kebijakan ini masih belum pasti, tetapi kekhawatiran akan potensi konsekuensi negatif terhadap lapangan kerja, harga konsumen, dan stabilitas industri sangatlah nyata.