UMKM Terjebak di Level Mikro: Minim Ambisi dan Tantangan Peran Ganda Perempuan

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyoroti permasalahan krusial dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Mayoritas pelaku UMKM, yang asetnya masih di bawah Rp 2 miliar, cenderung enggan mengembangkan usaha mereka lebih lanjut.

Dalam diskusi Gambir Trade Talk yang mengangkat tema pemberdayaan perempuan dalam perdagangan, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM, Siti Azizah, mengungkapkan bahwa fenomena ini disebabkan oleh orientasi necessity entrepreneur atau berwirausaha karena terpaksa, bukan karena perencanaan matang. Banyak dari mereka merasa cukup dengan skala usaha yang ada, tanpa keinginan untuk naik kelas.

"Kadang-kadang mereka mengatakan, ‘cukup usaha saya segini, enggak perlu dinaikkan lagi’," ujar Siti.

Dominasi perempuan dalam sektor UMKM juga menjadi perhatian. Berdasarkan data, 64% pelaku UMKM adalah perempuan. Namun, ketika diajak untuk meningkatkan kapasitas, banyak yang menolak. Hal ini diduga kuat berkaitan dengan peran ganda yang diemban perempuan sebagai ibu rumah tangga sekaligus pengusaha.

Tantangan Ganda Pengusaha Perempuan

Tantangan ganda ini menciptakan hambatan signifikan. Keterbatasan waktu dan energi akibat tanggung jawab keluarga seringkali menghalangi perempuan untuk fokus pada pengembangan usaha. Dukungan dari suami dan keluarga menjadi krusial, namun tidak selalu tersedia.

"Karena kalau tidak kerja sama dengan suami, tidak kerja sama dengan anak, sulit. Nanti tiba-tiba jam 11 ditelepon, ‘ini anaknya sakit perut, kita harus pulang’. Nah ini memang menjadi tantangan dan sampai hari ini, karena peran ganda dari para ibu hebat ini,” kata Siti.

Manajemen Keuangan yang Belum Tertata

Selain itu, masalah pengelolaan keuangan juga menjadi sorotan. Banyak pelaku UMKM, terutama ibu-ibu, masih mencampuradukkan keuangan pribadi dan bisnis. Pemisahan rekening dan pencatatan keuangan yang teratur menjadi tantangan tersendiri.

KemenKopUKM terus berupaya memberikan sosialisasi dan literasi keuangan agar pelaku UMKM memahami pentingnya memisahkan keuangan pribadi dan bisnis. Hal ini penting agar perbankan dapat lebih mudah melihat transaksi dan memberikan akses pembiayaan.

Potret UMKM Indonesia

Data tahun 2024 menunjukkan bahwa jumlah UMKM di Indonesia mencapai sekitar 65 juta, dengan lebih dari 99% merupakan usaha mikro. Kondisi ini menggarisbawahi perlunya strategi yang tepat sasaran untuk mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM, khususnya usaha mikro yang didominasi oleh perempuan.

Upaya peningkatan kapasitas, literasi keuangan, dan dukungan terhadap peran ganda perempuan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini dan mewujudkan potensi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.

Tantangan Pengembangan UMKM:

  • Enggan naik kelas
  • Peran ganda perempuan
  • Manajemen keuangan yang belum tertata