Polemik Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: Pemerintah Tampung Aspirasi Publik

Usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, memicu perdebatan di berbagai lapisan masyarakat. Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan akan menampung dan mempertimbangkan seluruh aspirasi yang berkembang terkait hal tersebut.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan bahwa pemerintah akan bersikap objektif dalam menilai usulan ini. Menurutnya, setiap tokoh memiliki sisi positif dan negatif. Proses pengkajian akan melibatkan penimbangan antara jasa dan kekurangan tokoh yang bersangkutan.

"Kita akan dengarkan semua masukan. Setiap tokoh, pasti ada kelebihan dan kekurangannya," ujar Gus Ipul saat kunjungan kerja di Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (24/4/2025). Ia menambahkan, filosofi Jawa mikul dhuwur mendem jero akan menjadi landasan dalam proses ini.

Filosofi ini mengandung makna bahwa kebaikan-kebaikan seorang tokoh harus tetap diingat dan diteruskan, sementara kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukan menjadi pelajaran agar tidak terulang di kemudian hari. Gus Ipul menekankan pentingnya mencatat segala aspek, baik positif maupun negatif, sebelum mengambil keputusan.

Saat ini, Kemensos tengah mengkaji beberapa nama tokoh yang diusulkan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Selain Soeharto, nama-nama seperti Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Jenderal M. Jusuf juga masuk dalam daftar pertimbangan.

Syarat Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional

Proses pengajuan gelar Pahlawan Nasional melibatkan beberapa tahapan. Setelah melalui proses pengkajian di tingkat Kemensos, nama-nama yang memenuhi persyaratan akan diteruskan ke Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Dewan ini bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden sebelum keputusan akhir diambil.

Gus Ipul menjelaskan, salah satu fokus utama saat ini adalah memastikan bahwa semua persyaratan yang diperlukan untuk pengajuan gelar Pahlawan Nasional telah terpenuhi, termasuk untuk nama Soeharto. Ia mengakui bahwa setiap presiden memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Setiap presiden punya kekurangan dan kelemahan, itu wajar. Ada aspirasi dari masyarakat yang menginginkan Pak Soeharto, Gus Dur, bahkan saya juga mendengar ada usulan untuk Pak Habibie. Ini adalah semangat kekeluargaan, kebersamaan, semangat untuk mengenang jasa-jasa para pendahulu kita," pungkas Gus Ipul.