Asal Usul Kucing Peliharaan Terkuak: Studi Terbaru Menunjuk ke Tunisia
Jejak Kucing Domestik: Penelitian Ungkap Akar di Afrika Utara
Sejarah domestikasi kucing, hewan peliharaan populer di seluruh dunia, ternyata lebih kompleks dari yang diperkirakan. Dua studi terbaru, yang melibatkan kolaborasi dari puluhan lembaga penelitian, menantang teori sebelumnya dan mengarahkan asal usul kucing domestik ke wilayah Afrika Utara, khususnya Tunisia. Penelitian ini menggabungkan analisis genetik mendalam dengan bukti arkeologis untuk merekonstruksi perjalanan panjang kucing menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Teori awal menyatakan bahwa kucing mulai menemani petani Neolitikum dalam migrasi mereka ke Eropa, menyebar bersamaan dengan praktik pertanian. Namun, studi-studi baru ini menunjukkan bahwa kedatangan kucing domestik di Eropa terjadi jauh lebih lambat, dan didorong oleh faktor budaya serta agama.
Salah satu studi, yang dipimpin oleh Universitas Roma Tor Vergata, menganalisis genom purba dari sisa-sisa kucing yang ditemukan di 97 situs arkeologi di Eropa dan Anatolia. Hasilnya menunjukkan bahwa kucing domestik baru muncul di Eropa sekitar abad ke-1 Masehi, ribuan tahun lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. Tim peneliti juga mengidentifikasi dua gelombang perkenalan kucing domestik. Gelombang pertama membawa kucing liar dari Afrika Barat Laut ke Sardinia pada abad ke-2 SM, yang kemudian membentuk populasi kucing liar di pulau tersebut. Gelombang kedua, selama periode Kekaisaran Romawi, memperkenalkan kucing yang secara genetik mirip dengan kucing domestik modern ke seluruh Eropa, dengan Tunisia sebagai pusat domestikasi utama.
Studi lain, yang dipimpin oleh Universitas Exeter, menganalisis ribuan tulang kucing dari berbagai situs arkeologi dan membandingkannya dengan data genetik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kucing domestik telah hadir di Eropa sejak awal milenium pertama SM, sebelum puncak ekspansi Romawi. Temuan ini didukung oleh penemuan haplogroup mitokondria yang berbeda di Inggris pada abad ke-4 hingga ke-2 SM. Studi ini juga menunjuk Tunisia sebagai titik asal domestikasi kucing.
Domestikasi kucing tidak hanya didorong oleh hubungan komensalisme, di mana kucing membantu mengendalikan populasi hewan pengerat di sekitar pemukiman manusia. Faktor agama dan budaya juga memainkan peran penting. Di Mesir kuno, kucing dipuja sebagai perwujudan dewa-dewi seperti Bastet. Kucing juga menjadi simbol Artemis dan Diana dalam kepercayaan Yunani/Romawi. Dalam mitologi Nordik, kucing dikaitkan dengan dewi Freyja. Kepercayaan spiritual dan ritual ini membantu mendorong penyebaran kucing ke berbagai wilayah.
Kedua penelitian juga menyoroti percampuran dan persaingan antara kucing domestik dan kucing liar Eropa. Bukti menunjukkan bahwa populasi kucing liar mengalami penurunan sejak milenium pertama Masehi, kemungkinan disebabkan oleh persaingan sumber daya, penyebaran penyakit, dan hibridisasi.
Temuan ini mengubah pemahaman kita tentang sejarah kucing domestik. Kucing tidak hanya sekadar mengikuti petani awal, tetapi juga menyebar ke Eropa dalam beberapa gelombang dari Afrika Utara, didorong oleh praktik budaya manusia, jaringan perdagangan, dan kepercayaan agama.