Ikon Baru Wonosobo: Tugu Biawak Krasak Jadi Magnet Wisata Dadakan
Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, kini memiliki ikon wisata baru yang tak terduga: Tugu Biawak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto. Kehadiran tugu ini mendadak viral di media sosial, menarik perhatian wisatawan dan menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet.
Tugu yang terletak di jalur masuk utama Kabupaten Wonosobo ini, menampilkan sosok biawak yang menyerupai aslinya, dibuat oleh seniman lokal Rejo Arianto bersama timnya. Meskipun dibangun dengan anggaran yang relatif kecil, sekitar Rp 50 juta yang bersumber dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), tugu ini berhasil mencuri perhatian karena keunikan dan representasi identitas lokal.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menyatakan bahwa ide pembangunan tugu ini berawal dari inisiatif para pemuda Desa Krasak yang ingin menonjolkan ciri khas daerah mereka. Biawak, hewan yang sering dijumpai di wilayah tersebut, dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Tugu ini bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga representasi kolaborasi yang patut diapresiasi.
Proses pembuatan tugu ini memakan waktu sekitar satu setengah bulan, melibatkan tujuh tenaga kerja di bawah arahan seniman Rejo Arianto. Hasilnya adalah sebuah patung biawak yang realistis dan menarik, menjadi daya tarik baru bagi para pengunjung yang ingin mengabadikan momen. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, banyak yang sengaja datang untuk berfoto di depan tugu ini, menjadikannya simbol kebanggaan baru bagi Desa Krasak dan Kabupaten Wonosobo pada umumnya.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Selomerto, Gunawan, mengungkapkan bahwa tugu ini adalah hasil kerja keras pemuda desa dan dukungan penuh dari warga selama proses pembangunannya. Keberadaan tugu ini diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian warga setempat, sekaligus melestarikan kearifan lokal yang ada.
Bupati Afif berharap bahwa viralnya Tugu Biawak ini akan menjadi awal yang baik untuk mengembangkan Desa Krasak sebagai destinasi wisata baru di Wonosobo. Tugu ini bukan hanya menjadi landmark desa, tetapi juga wujud nyata kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan seniman lokal yang patut diapresiasi.
Daya Tarik Tugu Biawak
Berikut adalah beberapa faktor yang membuat Tugu Biawak Krasak menjadi daya tarik wisata:
- Keunikan Desain: Patung biawak yang realistis dan representasi identitas lokal menjadi daya tarik visual yang unik.
- Anggaran Terjangkau: Pembangunan tugu dengan anggaran yang relatif kecil menjadi inspirasi bagi daerah lain.
- Dukungan Masyarakat: Antusiasme dan dukungan masyarakat setempat menjadi faktor penting dalam keberhasilan proyek ini.
- Lokasi Strategis: Terletak di jalur masuk utama Kabupaten Wonosobo, memudahkan wisatawan untuk mengaksesnya.
- Media Sosial: Viral di media sosial menjadi promosi gratis yang efektif.
Potensi Pengembangan Wisata
Keberhasilan Tugu Biawak Krasak membuka potensi pengembangan wisata di Desa Krasak dan sekitarnya. Beberapa potensi yang dapat dikembangkan antara lain:
- Pengembangan infrastruktur: Peningkatan kualitas jalan dan fasilitas umum di sekitar tugu.
- Promosi wisata: Pemasaran yang lebih gencar melalui media sosial dan platform lainnya.
- Pengembangan produk wisata: Penawaran produk-produk lokal dan kerajinan khas Desa Krasak.
- Pelatihan sumber daya manusia: Peningkatan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang pariwisata.
- Kerjasama dengan pihak terkait: Kolaborasi dengan pemerintah daerah, swasta, dan komunitas lokal.
Tugu Biawak Krasak telah membuktikan bahwa dengan ide kreatif, kerjasama yang baik, dan dukungan dari berbagai pihak, sebuah desa dapat menciptakan ikon wisata yang unik dan menarik. Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan potensi wisata lokal mereka.