Polemik Keterlibatan TNI di Kampus: BEM SI Soroti Potensi Ancaman terhadap Pendidikan Kritis

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait potensi keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di lingkungan kampus. Ketua BEM SI, Herianto, menegaskan bahwa isu ini bukan sekadar persoalan kehadiran fisik militer, melainkan menyangkut masa depan pendidikan yang kritis dan demokratis di Indonesia.

Pernyataan ini merupakan respons terhadap pandangan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto yang sebelumnya menyatakan bahwa kampus merupakan ruang terbuka bagi berbagai pihak, termasuk TNI, terutama dalam konteks kerja sama riset dan pengajaran. Mendikti Brian mencontohkan kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri pertahanan seperti Pindad sebagai contoh positif.

Namun, Herianto berpendapat bahwa kehadiran TNI di kampus tidak secara langsung berkorelasi dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia justru khawatir hal tersebut dapat menciptakan iklim ketakutan yang kontraproduktif bagi perkembangan nalar kritis mahasiswa. Menurutnya, esensi kebebasan akademik, termasuk hak untuk berpikir, menyampaikan pendapat, dan mengkritik tanpa tekanan, menjadi terancam.

Kekhawatiran BEM SI

  • Ancaman terhadap kebebasan akademik: Kehadiran militer dikhawatirkan dapat membatasi ruang diskusi dan mengurangi keberanian mahasiswa untuk menyampaikan pendapat yang berbeda.
  • Potensi pembungkaman daya kritis: Iklim ketakutan dapat menghambat mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
  • Tidak relevan dengan pengembangan iptek: BEM SI mempertanyakan relevansi langsung antara kehadiran TNI di kampus dengan upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Herianto menekankan pentingnya kehati-hatian ekstra dalam melibatkan institusi militer di lingkungan akademik, meskipun dengan maksud yang baik. Ia mendesak pemerintah untuk menjamin kebebasan akademik dan melindungi hak-hak mahasiswa untuk berpikir, berpendapat, dan mengkritik tanpa rasa takut.

Meskipun Mendikti Brian telah menekankan aspek penelitian dan perluasan riset sebagai dasar keterlibatan TNI di kampus, BEM SI tetap menyuarakan kekhawatiran mereka. Mereka berpendapat bahwa terdapat potensi risiko yang perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak mengorbankan kualitas pendidikan dan kebebasan akademik di Indonesia.