Pergeseran Tanah di Brebes Semakin Parah, Ratusan Warga Mengungsi Akibat Kerusakan Rumah
Bencana tanah bergerak yang melanda Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menunjukkan eskalasi yang mengkhawatirkan. Peristiwa ini kini berdampak pada empat pedukuhan, setelah sebelumnya hanya terpusat di beberapa wilayah. Kondisi ini memaksa ratusan jiwa untuk mengungsi demi keselamatan mereka.
Terbaru, pergeseran tanah menyebabkan kerusakan signifikan pada setidaknya 15 rumah di Dukuh Ares. Retakan-retakan yang muncul pada bangunan membuat tempat tinggal tersebut tidak lagi aman untuk dihuni. Akibatnya, 63 warga Dukuh Ares terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di tempat yang lebih aman.
Sebelumnya, pergeseran tanah telah lebih dulu merusak rumah-rumah di Dukuh Karanganyar, Babakan, Cupang Bungur, dan Krajan sejak Kamis (17/4/2025). Secara keseluruhan, sebanyak 114 rumah dilaporkan mengalami kerusakan akibat bencana ini. Dampaknya dirasakan oleh 505 jiwa, di mana 502 di antaranya kini hidup dalam pengungsian.
Warga yang kehilangan tempat tinggalnya kini tinggal di tenda-tenda darurat yang didirikan di Posko Gunungpoh, serta di rumah-rumah kerabat yang bersedia menampung mereka. Kondisi pengungsian tentu saja tidak ideal, dengan keterbatasan fasilitas dan ancaman cuaca buruk yang terus menghantui.
Kepala Desa Mendala, Muhamad Basori, menjelaskan bahwa pergerakan tanah di Dukuh Ares ditandai dengan munculnya retakan pada jalan dan rumah warga. Retakan ini menjadi indikasi awal bahwa wilayah tersebut mulai terdampak oleh bencana pergeseran tanah.
"Kemarin waktu dicek, ada 15 unit rumah yang sudah retak, meski masih ada yang retakan kecil," ujar Basori.
Basori menambahkan bahwa Dukuh Ares sebelumnya tidak termasuk dalam wilayah yang terdampak pergeseran tanah. Namun, curah hujan tinggi yang terus menerus mengguyur wilayah pegunungan Sirampog menjadi faktor pemicu meluasnya bencana ini.
"Tanah gerak masih terus terjadi dan meluas ke Dukuh Ares. Apalagi curah hujan masih tinggi di sini," kata Basori.
Pemerintah desa telah mengimbau warga Dukuh Ares untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera mengungsi jika kondisi kerusakan semakin parah. Koordinasi dengan posko pengungsian juga terus dilakukan untuk memastikan evakuasi berjalan lancar.
Pemerintah daerah, bersama dengan BPBD Brebes, TNI, Polri, dan relawan, terus berupaya mengevakuasi warga, mendirikan posko pengungsian, dan memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi. Namun, keterbatasan fasilitas dan cuaca buruk menjadi kendala dalam penanganan bencana ini.
"Kami sangat berharap bantuan dari berbagai pihak. Kondisi di sini makin rawan, sementara kebutuhan terus bertambah," pungkas Basori.
Bencana tanah bergerak di Desa Mendala ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat. Kerusakan infrastruktur dan hilangnya tempat tinggal merupakan dampak nyata dari bencana ini, dan membutuhkan penanganan yang serius dan komprehensif dari semua pihak.