Intervensi Pasar, BI Serap SBN Guna Redam Volatilitas Rupiah

Bank Indonesia (BI) aktif melakukan intervensi di pasar keuangan melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN). Aksi ini merupakan bagian dari strategi menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah dinamika ekonomi global.

Sejak awal tahun hingga 22 April 2025, BI telah mengakumulasi pembelian SBN senilai Rp 80,98 triliun. Pembelian ini dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu pasar sekunder dan pasar primer. Di pasar sekunder, BI menyerap SBN sebesar Rp 54,98 triliun, sementara di pasar primer, pembelian mencapai Rp 26 triliun dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk instrumen syariah.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa pembelian SBN di pasar sekunder bertujuan untuk memastikan intervensi BI di pasar valuta asing (valas) berjalan selaras dengan upaya menjaga likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik. Langkah ini krusial untuk mencegah terjadinya tightening likuiditas yang dapat mengganggu aktivitas ekonomi.

Selain pembelian SBN, BI juga mencatat perkembangan positif dalam kepemilikan nonresiden pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Per 21 April 2025, kepemilikan nonresiden mencapai Rp 209,90 triliun, atau 23,80 persen dari total outstanding SRBI. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap instrumen keuangan yang diterbitkan oleh BI.

Implementasi primary dealer sejak Mei 2024 dinilai semakin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antar pelaku pasar. Hal ini memperkuat efektivitas instrumen moneter dalam stabilisasi nilai tukar Rupiah dan pengendalian inflasi.

BI berkomitmen untuk terus mengoptimalkan berbagai instrumen yang telah diterbitkan guna memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dan meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter. Inovasi instrumen keuangan akan terus dilakukan untuk merespons perubahan kondisi pasar dan tantangan ekonomi yang ada.

Pada penutupan perdagangan Rabu (23/4/2025), nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami pelemahan. Mengutip data Bloomberg, Rupiah berada di level Rp 16.871 per Dolar AS, melemah 12 poin atau 0,07 persen. Pelemahan ini melanjutkan tren dari hari sebelumnya, di mana Rupiah ditutup turun 53 poin atau 0,32 persen di level Rp 16.859 per Dolar AS.