Oknum Polisi di Labuhanbatu Diduga Lakukan Kekerasan Terhadap ODGJ, Jalani Pemeriksaan Etik
Oknum Polisi di Labuhanbatu Diduga Lakukan Kekerasan Terhadap ODGJ, Jalani Pemeriksaan Etik
Insiden kekerasan yang diduga dilakukan oleh seorang oknum polisi terhadap seorang perempuan penyandang gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, tengah menjadi sorotan publik. Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan Bripka J, anggota Polres Labuhanbatu, menendang kepala korban, seorang perempuan bernama Eva, yang diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa. Peristiwa ini terjadi setelah Eva diduga membakar sepeda motor milik Bripka J. Reaksi spontan yang dilakukan Bripka J ini telah memicu kecaman dari berbagai pihak.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan oleh Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani, dijelaskan kronologi kejadian. Pihak Kepolisian menyatakan bahwa peristiwa bermula ketika Eva, yang diduga dalam kondisi mengalami gangguan jiwa, menyiramkan bensin ke sepeda motor Bripka J dan membakarnya. Merasa kesal atas kejadian tersebut, Bripka J kemudian melakukan tindakan represif dengan menendang kepala Eva. Video amatir yang merekam peristiwa ini turut memperlihatkan upaya warga sekitar untuk mencegah aksi kekerasan tersebut, dengan seruan "Jangan, Pak, jangan pakai kekerasan, Pak." Setelah insiden tersebut, Eva kemudian dievakuasi oleh sejumlah warga.
Setelah video tersebut viral dan menuai kecaman dari berbagai kalangan, Bripka J mengakui kesalahannya dan telah menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarganya. Pihak Polres Labuhanbatu telah memanggil Bripka J untuk menjalani pemeriksaan internal. Saat ini, proses penyelidikan dan pemeriksaan etik masih berlangsung untuk mengungkap secara rinci kronologi kejadian dan menentukan tindakan selanjutnya terhadap Bripka J. Polda Sumut juga belum dapat memastikan jenis sanksi yang akan dijatuhkan, namun proses hukum internal akan terus berjalan hingga tuntas.
Kasus ini menyorot pentingnya penanganan kasus yang melibatkan penyandang disabilitas mental. Bagaimana seharusnya aparat penegak hukum merespon tindakan yang dilakukan oleh individu penyandang disabilitas mental menjadi poin penting yang perlu dikaji lebih lanjut. Proses penegakan hukum yang objektif, adil, dan memperhatikan hak-hak asasi manusia, termasuk penyandang disabilitas mental, menjadi hal yang krusial untuk dijamin. Insiden ini juga menjadi pengingat pentingnya perlunya pelatihan dan peningkatan pemahaman bagi aparat penegak hukum dalam menghadapi situasi yang melibatkan individu dengan gangguan jiwa.
Berikut poin-poin penting dari kasus ini:
- Seorang oknum polisi di Labuhanbatu diduga melakukan kekerasan terhadap ODGJ.
- Video peristiwa tersebut viral di media sosial.
- Polisi yang bersangkutan telah meminta maaf.
- Proses pemeriksaan etik masih berlangsung.
- Polda Sumut belum memutuskan sanksi.
- Kasus ini menyoroti penanganan kasus yang melibatkan penyandang disabilitas mental.