Dominasi QRIS di Era Digital: Transformasi Pembayaran di Indonesia

Pergeseran Preferensi Konsumen: QRIS Ungguli ATM dalam Transaksi Harian

Perkembangan teknologi finansial di Indonesia menunjukkan tren menarik, di mana metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) semakin populer di kalangan masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, yang menyatakan bahwa kemudahan penggunaan menjadi daya tarik utama QRIS.

"Volume transaksi QRIS mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Kemudahan dan inovasi yang ditawarkan menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan ini," ujar Jahja dalam konferensi pers virtual. Fenomena ini mencerminkan pergeseran preferensi konsumen yang kini lebih memilih transaksi digital dibandingkan metode konvensional seperti ATM.

Transformasi Digital: QRIS Belum sepenuhnya Menggantikan Sistem Pembayaran Tradisional

Meskipun popularitas QRIS terus meningkat, Jahja Setiaatmadja menegaskan bahwa QRIS belum dapat sepenuhnya menggantikan ATM dan mobile banking, terutama untuk transaksi dengan nilai yang lebih besar. Keterbatasan nilai transaksi dan fungsionalitas seperti setor tunai masih menjadi tantangan bagi QRIS untuk bersaing dengan sistem pembayaran yang lebih established.

"Untuk transaksi dengan nominal besar, seperti ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah, sistem transfer konvensional masih menjadi pilihan utama. Selain itu, QRIS belum dapat menggantikan fungsi ATM dalam hal penarikan dan penyetoran tunai," jelas Jahja.

Pertumbuhan Transaksi QRIS di BCA Mencapai 200 Persen

Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim, menambahkan bahwa transaksi QRIS di BCA mengalami pertumbuhan pesat, mencapai 200 persen pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adopsi QRIS yang semakin luas di kalangan nasabah BCA.

Selain itu, Vera juga menyoroti peningkatan fungsionalitas ATM BCA. Saat ini, lebih dari 75 persen dari total 19.500 ATM BCA di seluruh Indonesia telah dilengkapi dengan fitur tarik dan setor tunai. Hal ini memberikan kemudahan bagi nasabah, terutama yang ingin menyetorkan hasil penjualan harian.

Mobile Banking Tetap Relevan dengan Pertumbuhan 25 Persen per Tahun

Sementara itu, transaksi mobile banking BCA juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dengan rata-rata pertumbuhan per user mencapai 25-26 persen setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa mobile banking tetap menjadi pilihan utama bagi nasabah BCA untuk berbagai kebutuhan transaksi keuangan.

Secara keseluruhan, perkembangan sistem pembayaran di Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik. QRIS hadir sebagai alternatif yang semakin populer, namun sistem pembayaran tradisional seperti ATM dan mobile banking tetap memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan transaksi yang beragam.