Tugu Biawak Wonosobo: Simbol Dedikasi Seniman Lokal dan Semangat Pelestarian
Di sebuah desa bernama Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, berdiri megah sebuah tugu yang mencuri perhatian. Tugu Biawak, demikian nama ikon baru ini, adalah buah karya seorang seniman lokal bernama Rejo Arianto. Lebih dari sekadar hiasan visual, tugu ini menyimpan kisah pengorbanan dan dedikasi seorang seniman yang ingin memberikan yang terbaik bagi tanah kelahirannya.
Rejo Arianto, bukan nama asing di kalangan pecinta seni Wonosobo, dikenal dengan karya-karyanya yang sarat makna dan sentuhan lokal. Proyek Tugu Biawak ini menjadi salah satu pembuktiannya. Dengan dana yang terbatas, Rejo bahkan rela berutang demi mewujudkan mimpinya. "Kalau tahu prosesnya, saya memulai proyek ini sampai harus berutang," ujarnya. Namun, baginya, nilai sebuah karya tidak bisa diukur hanya dengan materi. Yang terpenting adalah bagaimana ia bisa menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi Wonosobo.
Semangat ini tercermin dalam setiap detail Tugu Biawak. Rejo menekankan bahwa fokus utamanya adalah menghasilkan karya yang memiliki nilai artistik dan filosofis, bukan sekadar mengejar keuntungan finansial. "Sebesar apa pun dana yang ada, saya selalu berusaha membuat yang terbaik," tegasnya. Baginya, karya seni harus memiliki jiwa, sebuah roh yang bisa dirasakan oleh setiap orang yang melihatnya. Ia mengibaratkan karya seni seperti seseorang yang cantik, tidak hanya memiliki penampilan menarik, tetapi juga cerdas dan berjiwa.
Proses pembangunan Tugu Biawak melibatkan tim kecil yang terdiri dari enam orang. Dalam waktu satu setengah bulan, mereka bahu membahu menyelesaikan proyek monumental ini. Tugu ini menggambarkan biawak, hewan endemik Desa Krasak, yang menjadi simbol pelestarian lingkungan sekaligus identitas lokal. Pemilihan biawak sebagai ikon bukan tanpa alasan. Hewan ini merupakan bagian penting dari ekosistem desa dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Tantangan terbesar dalam proyek ini, menurut Rejo, adalah memastikan bahwa karya tersebut dapat merepresentasikan nilai-nilai yang ingin disampaikan masyarakat Desa Krasak. Ia ingin Tugu Biawak tidak hanya menjadi pajangan, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan dan identitas bagi warga setempat. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat juga sangat berperan dalam realisasi proyek ini. Tanpa dukungan mereka, mustahil Tugu Biawak bisa berdiri kokoh seperti sekarang.
Kini, Tugu Biawak telah menjadi ikon baru Kabupaten Wonosobo. Lebih dari sekadar simbol pelestarian ekosistem, tugu ini juga mencerminkan perjuangan dan dedikasi seorang seniman yang rela berkorban demi memberikan yang terbaik untuk tanah kelahirannya. Kisah di balik Tugu Biawak ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.