Komnas HAM Ungkap Jejak Kepemilikan TNI AU pada Sirkus OCI di Masa Lalu
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap temuan menarik terkait sejarah Oriental Circus Indonesia (OCI). Dalam rapat bersama mantan pemain sirkus OCI dan Komisi XIII DPR, Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, menyatakan bahwa pada tahun 1997, OCI pernah berada di bawah kepemilikan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Atnike menjelaskan bahwa Komnas HAM memiliki dokumen Surat Keputusan (SK) Nomor Skep/20/VII/1997 yang mengatur organisasi dan prosedur Pusat Koperasi Pangkalan TNI AU (Puskopau) Halim Perdanakusuma. Dalam Pasal 10 huruf (a) SK tersebut, disebutkan bahwa unit usaha jasa niaga umum milik Puskopau mencakup sirkus.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Atnike menambahkan bahwa Komnas HAM memiliki surat keterangan Puskopau terkait kepemimpinan sirkus. Namun, ia menekankan perlunya penelusuran lebih lanjut untuk memastikan apakah TNI AU masih memiliki OCI hingga saat ini. Kasus ini, menurutnya, merupakan kasus lama yang terjadi pada tahun 1997. Pengaduan yang diajukan kembali pada akhir tahun 2024 dan berlanjut hingga saat ini mendorong Komnas HAM untuk menelusuri kembali informasi yang telah diperoleh pada periode sebelumnya.
Atnike menyatakan bahwa Komnas HAM akan menindaklanjuti temuan ini dengan berkoordinasi dengan TNI AU. Pengungkapan ini muncul setelah sejumlah mantan pemain sirkus OCI mengungkapkan pengalaman pahit mereka selama bertahun-tahun. Mereka mengaku mengalami kekerasan fisik, eksploitasi, dan perlakuan tidak manusiawi selama menjadi pemain sirkus.
Para mantan pemain sirkus ini telah mengadukan pengalaman mereka kepada Wakil Menteri HAM Mugiyanto. Salah seorang mantan pemain sirkus, Butet, mengungkapkan bahwa ia sering mengalami perlakuan kasar selama berlatih dan tampil. Ia mengaku dipukuli, dirantai, dan dipaksa tampil saat hamil. Selain itu, ia juga dipisahkan dari anaknya dan pernah dijejali kotoran gajah.
Anak Butet, Fifi, juga mengalami pengalaman serupa. Ia baru mengetahui bahwa Butet adalah ibunya setelah dewasa. Fifi sempat melarikan diri, namun dikembalikan ke sirkus dan disiksa, termasuk dengan penyetruman alat kelamin dan pemasungan.