Sorotan Publik Tertuju pada Gibran: Minim Gebrakan di Enam Bulan Pertama Jabatan Wakil Presiden

Enam bulan menjabat sebagai Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, terus menjadi sorotan publik. Sebuah video monolog yang diunggah di kanal YouTube pribadinya menuai reaksi beragam, dengan jumlah dislike mencapai lebih dari seratus ribu. Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, menilai bahwa respons negatif tersebut mengindikasikan adanya ketidakrelevanan antara konten video dengan ekspektasi publik terhadap kinerja Gibran sebagai wakil presiden.

Agung mengakui bahwa secara substansi, video Gibran yang membahas bonus demografi dan potensi generasi muda memiliki pesan positif. Ia menyoroti bagaimana video tersebut mengingatkan pentingnya memanfaatkan momentum bonus demografi yang sedang dinikmati Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa sebagai seorang wakil presiden, Gibran diharapkan untuk tidak hanya menyampaikan wacana, tetapi juga menunjukkan aksi nyata yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, terutama generasi muda.

"Selama enam bulan ini, belum tampak gebrakan dari Mas Wapres," ujar Agung, menggarisbawahi bahwa publik menantikan langkah-langkah konkret dari Gibran dalam mengoptimalkan bonus demografi. Ia menambahkan bahwa ketidakrelevanan video monolog tersebut juga terkait dengan residu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, terutama terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memungkinkan Gibran untuk maju sebagai calon wakil presiden.

Agung juga menyinggung beberapa isu lain yang melibatkan keluarga Gibran, termasuk polemik terkait ijazah Presiden Joko Widodo. Menurutnya, isu-isu tersebut turut memengaruhi persepsi publik terhadap Gibran dan kinerjanya sebagai wakil presiden.

Dalam video monolognya, Gibran menyoroti potensi bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2030-2045, di mana sekitar 208 juta penduduk berada dalam usia produktif. Ia menekankan bahwa ini adalah momentum bersejarah yang tidak akan terulang. Namun, hingga Rabu (23/4/2025), video tersebut telah menerima lebih dari 108 ribu dislike, menunjukkan adanya ketidakpuasan atau ketidaksetujuan dari sebagian besar pemirsanya.

Berikut ini beberapa poin yang disoroti:

  • Kurangnya Gebrakan Nyata: Publik menilai Gibran belum menunjukkan langkah-langkah konkret sebagai wakil presiden.
  • Residu Pilpres 2024: Keputusan MK yang memuluskan jalan Gibran menjadi cawapres masih menjadi perdebatan.
  • Isu Keluarga: Polemik terkait ijazah Joko Widodo turut memengaruhi persepsi publik.
  • Bonus Demografi: Gibran menyoroti pentingnya memanfaatkan momentum bonus demografi Indonesia.
  • Respons Negatif: Video monolog Gibran menuai banyak dislike di kanal YouTube pribadinya.