Pesantren Sam'an Darushudur: Menghafal Al-Qur'an dan Membangun Masa Depan Santri Tuna Netra
Pesantren Sam'an Darushudur: Menghafal Al-Qur'an dan Membangun Masa Depan Santri Tuna Netra
Di Kabupaten Bandung, tepatnya di Kampung Sekegawir, Desa Cimenyan, berdiri sebuah pesantren yang menyentuh hati: Pesantren Tahfidz Sam'an Darushudur. Pesantren ini menjadi rumah bagi 21 santri tuna netra yang tekun menghafal Al-Qur'an menggunakan mushaf Braille, menciptakan suasana khidmat yang terasa begitu dalam, terutama di bulan Ramadan. Ketekunan mereka dalam menuntut ilmu agama sungguh menginspirasi, membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita yang tinggi. Setiap hari, masjid Darushudur menjadi saksi bisu perjuangan mereka, diiringi lantunan ayat suci dan alunan murottal yang mengalun lembut.
Program utama pesantren ini, sebagaimana dijelaskan oleh Manager Edukasi, Zuhud Al Ghifari, berfokus pada tahfidz Al-Qur'an. Namun, pendidikan di Sam'an Darushudur tidak hanya sebatas menghafal ayat-ayat suci. Para santri juga diasah kemampuannya di berbagai bidang, termasuk penguasaan bahasa asing, keterampilan komputer, dan bahkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hal ini menunjukkan komitmen pesantren dalam mempersiapkan santri untuk menghadapi tantangan masa depan. Selama Ramadan, program pembelajaran kitab Sirah Nabawiyah menambah kekayaan ilmu pengetahuan mereka, mendalami perjalanan hidup Rasulullah SAW secara mendalam. Murajaah, atau proses pengulangan hafalan, juga menjadi bagian penting dalam kurikulum pesantren untuk memantapkan pemahaman dan hafalan Al-Qur'an.
Lebih dari sekadar menghafal Al-Qur'an, para santri Sam'an Darushudur didorong untuk aktif berdakwah. Mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan kultum (kuliah tujuh menit) di berbagai masjid, membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka kepada masyarakat luas. Kegiatan ini tak hanya mengasah kemampuan public speaking, tetapi juga melatih keberanian dan kepercayaan diri para santri. Keterlibatan mereka dalam kegiatan keagamaan di luar pesantren menunjukkan dampak positif yang mereka berikan kepada komunitas.
Pesantren Sam'an Darushudur juga memiliki peran penting dalam pengembangan pendidikan Braille di Indonesia. Mereka secara aktif menyelenggarakan pelatihan membaca Al-Qur'an Braille secara nasional, baik secara daring maupun luring. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan tuna netra di seluruh Indonesia agar dapat mengakses Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan. Sebelum mengikuti pelatihan eksternal, para santri di Sam'an Darushudur terlebih dahulu menjalani pelatihan intensif selama enam bulan untuk menguasai Braille. Tantangan terbesar dalam pembelajaran Braille adalah melatih kepekaan jari santri agar mampu membedakan berbagai simbol huruf melalui pola titik-titik. Proses ini membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan latihan intensif.
Yayasan Sam'an, yang menaungi pesantren ini, berdiri sejak 2014 dan memiliki fokus yang luas, termasuk pendidikan, pemberdayaan, dan kegiatan sosial untuk penyandang disabilitas netra. Berdiri sejak 2018, Pesantren Tahfidz Sam'an Darushudur merupakan perwujudan nyata dari komitmen Yayasan Sam'an dalam memberikan kesempatan belajar dan berprestasi bagi anak-anak tuna netra. Pesantren ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat mereka tumbuh, berkembang, dan menemukan potensi diri.
Program unggulan Pesantren Sam'an Darushudur:
- Tahfidz Al-Qur'an dengan metode Braille
- Pembelajaran kitab Sirah Nabawiyah
- Pelatihan bahasa asing
- Keterampilan komputer dan teknologi AI
- Pelatihan dakwah dan kultum
- Pelatihan membaca Al-Qur'an Braille skala nasional (daring dan luring)
Kisah sukses Pesantren Sam'an Darushudur menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan, bimbingan, dan kesempatan yang tepat, penyandang disabilitas mampu berkontribusi positif bagi masyarakat. Semoga semangat dan dedikasi mereka menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik bagi sesama.