Prioritas Kesehatan Perempuan: Menghadapi Tantangan Kardiovaskular, Hormonal, dan Osteoporosis
Prioritas Kesehatan Perempuan: Menghadapi Tantangan Kardiovaskular, Hormonal, dan Osteoporosis
Meskipun statistik menunjukkan perempuan memiliki usia harapan hidup lebih panjang dibandingkan laki-laki, kenyataannya mereka menghabiskan sebagian signifikan dari hidup tersebut dalam kondisi kesehatan yang kurang optimal. Laporan gabungan World Economic Forum (WEF) dan McKinsey yang dirilis di Davos mengungkap fakta mengejutkan ini. Hal ini menekankan perlunya perempuan untuk memprioritaskan kesehatan mereka sendiri, bukan hanya kesehatan keluarga dan anak-anak. Dr. Vipada Sae-Lao, Nutrition Education and Training Lead – Asia Pacific, Herbalife, menyoroti pentingnya perempuan untuk proaktif dalam menjaga kesehatan mereka, mengingat sejumlah penyakit kronis cenderung lebih banyak menyerang perempuan, seperti penyakit autoimun, demensia, dan sarkopenia. Perempuan perlu memahami kondisi kesehatan spesifik mereka dan mencari perawatan yang terpersonalisasi.
Menjelang masa menopause, tiga aspek kesehatan utama perlu mendapatkan perhatian khusus:
1. Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Data global menunjukkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular pada perempuan di Asia sangat tinggi, mencapai 467,2 per 100.000 populasi pada 2019. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan Survei Kesehatan Indonesia 2023 juga menunjukkan tren serupa selama dekade terakhir di Indonesia, dimana prevalensi penyakit jantung pada perempuan secara konsisten lebih tinggi daripada laki-laki. Untuk menjaga kesehatan jantung, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan olahraga rutin, konsumsi makanan bergizi seimbang, dan menjaga berat badan ideal.
2. Kesehatan Hormonal
Perubahan hormonal merupakan bagian alami siklus hidup perempuan, mulai dari menstruasi, kehamilan, hingga menopause. Namun, perubahan ini juga dapat memicu masalah kesehatan seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, perubahan suasana hati yang drastis (mood swing), dan gangguan kesuburan. Manajemen kesehatan hormonal memerlukan pendekatan holistik, meliputi penyesuaian gaya hidup, pola makan seimbang kaya zat besi (yang bisa diperoleh dari daging merah, hati sapi, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian), aktivitas fisik teratur, dukungan sosial yang kuat, serta pemeriksaan kesehatan dan perawatan medis yang tepat dan rutin.
3. Pencegahan Osteoporosis dan Sarkopenia
Kurangnya latihan kekuatan otot meningkatkan risiko sarkopenia, yaitu penurunan massa otot yang terkait dengan penuaan. Sarkopenia pada gilirannya dapat memicu osteoporosis, terutama pada perempuan pasca-menopause. Konsumsi protein yang cukup dan latihan untuk membangun kekuatan otot sangat penting untuk memperlambat proses sarkopenia dan meningkatkan kualitas hidup. Vitamin D juga berperan krusial dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi dengan membantu penyerapan kalsium. Sumber vitamin D bisa diperoleh dari ikan berlemak, kuning telur, dan makanan yang diperkaya, meskipun suplemen mungkin diperlukan untuk memastikan asupan yang cukup.
Dr. Vipada Sae-Lao juga menekankan pentingnya aktivitas fisik, khususnya olahraga bersama komunitas atau teman sebaya. Bergabung dalam komunitas olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik dan mental, tetapi juga memberikan dukungan sosial dan rasa kebersamaan yang sangat penting bagi kesejahteraan emosional perempuan.