AC Milan Bidik Igli Tare Pimpin Departemen Teknik, Jejak Sukses di Lazio Jadi Modal Utama
AC Milan Bidik Igli Tare Pimpin Departemen Teknik, Jejak Sukses di Lazio Jadi Modal Utama
AC Milan tengah mencari sosok direktur teknik baru untuk membenahi performa tim yang kurang memuaskan di musim lalu. Setelah ditinggal Paolo Maldini pada tahun 2023, departemen teknik klub dianggap belum mampu menghasilkan rekrutan yang sesuai ekspektasi. Beberapa pemain anyar seperti Noah Okafor, Samuel Chukwueze, Emerson Royal, dan Alvaro Morata dinilai gagal memberikan kontribusi signifikan. Kondisi ini memaksa manajemen Rossoneri untuk mencari figur berpengalaman yang dapat membalikkan keadaan dan membangun skuad yang kompetitif.
Dua nama mencuat sebagai kandidat kuat untuk mengisi posisi tersebut: Igli Tare dan Fabio Paratici. Namun, Igli Tare dikabarkan berada di posisi terdepan. Pengalamannya selama 14 tahun memimpin departemen teknik Lazio (2009-2023) menjadi faktor kunci yang membuatnya dilirik Milan. Rekam jejak Tare dalam menemukan dan mengembangkan talenta muda menjadikannya figur yang menarik bagi klub raksasa Italia tersebut. Sebaliknya, Paratici, meskipun dikenal sebagai perekrut yang handal, tercoreng oleh skandal Plusvalenza yang melibatkan Juventus.
Keberhasilan Tare di Lazio tidak perlu diragukan lagi. Ia berhasil mengidentifikasi dan membina sejumlah pemain berbakat yang kemudian berkembang menjadi bintang. Salah satu contoh paling menonjol adalah Sergej Milinkovic-Savic. Gelandang asal Serbia itu direkrut dari Genk pada tahun 2015 dengan harga relatif murah, 10 juta euro (sekitar Rp 176 miliar). Selama delapan tahun membela Lazio, Milinkovic-Savic menjelma menjadi gelandang kunci dan mencetak 69 gol dari 341 penampilan. Keberhasilannya ini berujung pada kepindahannya ke Al Hilal dengan nilai transfer 40 juta euro. Lazio bahkan disebut menolak tawaran mencapai 110 juta euro (sekitar Rp 1,9 triliun) untuknya.
Selain Milinkovic-Savic, Tare juga sukses menemukan dan mengembangkan talenta lain seperti Felipe Anderson, yang dibeli dari Santos dan kemudian dijual ke West Ham United dengan keuntungan besar. Nama-nama seperti Joaquin Correa dan Antonio Candreva juga masuk dalam daftar pemain yang berhasil dimaksimalkan potensinya oleh Tare. Keberhasilan-keberhasilan ini menunjukkan kemampuan Tare dalam mengidentifikasi dan mengembangkan pemain-pemain muda berpotensi tinggi, serta menjual mereka dengan keuntungan signifikan bagi klub. Kemampuan ini yang kini diharapkan dapat diimplementasikan Tare di AC Milan untuk membenahi skuad dan mengembalikan kejayaan Rossoneri.
Keputusan Milan untuk memilih antara Tare dan Paratici akan sangat menentukan arah masa depan tim. Jika Tare terpilih, AC Milan berharap dapat meniru kesuksesan yang pernah dicapai Tare di Lazio dan membangun skuad yang solid dan kompetitif di musim mendatang. Tantangan besar menanti Tare, jika terpilih, untuk mampu membangun kembali kepercayaan diri tim dan membawa AC Milan meraih prestasi gemilang. Perubahan signifikan dalam strategi perekrutan pemain diharapkan dapat segera terlihat di bursa transfer mendatang.