PGN Hadapi Tantangan Penurunan Volume Penjualan Gas, Optimisme Target 2025 Tetap Tinggi

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menghadapi tantangan penurunan volume niaga gas pada tahun 2024, sebuah kondisi yang memicu perhatian terkait kinerja perusahaan. Penurunan ini menjadi sorotan utama dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, di mana Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, memberikan penjelasan rinci mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Volume niaga gas PGN tercatat sebesar 852 BBTUD (British Thermal Unit per Day) pada tahun 2024, mengalami penurunan sekitar 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 923 BBTUD. Arief Setiawan Handoko menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh natural decline pasokan gas. Meskipun menghadapi tantangan ini, PGN tetap optimis untuk mencapai target peningkatan volume niaga gas sebesar 8% pada tahun 2025, menjadi 917 BBTUD. Optimisme ini didasarkan pada proyeksi pertumbuhan permintaan dari berbagai sektor industri, termasuk kawasan industri di Jawa Barat, Kendal, Jawa Timur, industri oleochemical di Dumai, dan pembangkit listrik di Batam.

Namun, tantangan tidak hanya terbatas pada niaga gas. PGN juga memperkirakan penurunan volume yang disalurkan melalui pipa transmisi sebesar 7% pada tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh natural declining dari hulu dan kendala dari shipper. Realisasi transmisi gas pada tahun 2024 mencapai 1.543 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD), dan diproyeksikan turun menjadi 1.435 MMSCFD pada tahun ini.

Di sektor hulu migas, PGN juga menghadapi proyeksi penurunan lifting migas sebesar 16% pada tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh natural declining pada blok-blok migas yang dikelola serta penyesuaian perencanaan drilling sumur gas baru, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Pada tahun 2024, lifting migas PGN turun 19% dengan realisasi 20.424 barel setara minyak per hari (BOEPD), dan diproyeksikan turun 16% menjadi 17.227 BOEPD pada tahun 2025. Penurunan produksi ini terjadi di Blok Pangkah, Ketapang, Fasken, Muara Bakau, dan Muriah.

Kendati demikian, PGN berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 339,42 juta sepanjang tahun 2024, meningkat 22,06% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 278,09 juta. Secara total, PGN berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar US$ 3,78 miliar, naik 3,9% secara year on year (yoy). Sebagian besar pendapatan berasal dari niaga gas bumi serta penjualan minyak dan gas bumi kepada pihak ketiga, dengan nilai masing-masing US$ 1,78 miliar dan US$ 284,37 juta. Pendapatan niaga gas bumi ini mayoritas berasal dari pelanggan industri dan komersial dengan nilai mencapai US$ 2,47 miliar. Sementara itu, segmen pelanggan rumah tangga dan SPBG masing-masing mencatatkan nilai US$ 38,74 juta dan US$ 4,17 juta.

Berikut Rincian Penurunan yang terjadi pada PGN:

  • Penurunan volume niaga gas sebesar 8% pada tahun 2024.
  • Penurunan volume transmisi gas sebesar 7% diproyeksikan pada tahun 2025.
  • Penurunan lifting migas sebesar 16% diproyeksikan pada tahun 2025.

Berikut Peningkatan Pendapatan PGN:

  • Kenaikan laba bersih sebesar 22,06% pada tahun 2024.
  • Kenaikan pendapatan total sebesar 3,9% secara year on year (yoy) pada tahun 2024.