Kasus Salah Tangkap: Santri di Pasuruan Jadi Korban Penculikan Terkait Narkoba

Santri Pasuruan Jadi Korban Salah Tangkap dalam Kasus Narkoba

Kasus penculikan seorang santri berinisial MS (17) dari Pondok Pesantren Moeslim Al Hidayat (Ponpes Metal) di Pasuruan, Jawa Timur, mengungkap fakta mengejutkan. Korban ternyata salah sasaran dari aksi yang dilatarbelakangi oleh masalah utang narkotika jenis sabu.

Menurut keterangan dari Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, para pelaku sebenarnya mengincar seseorang berinisial RN alias DPS. RN diduga memiliki masalah terkait sabu dengan salah satu tersangka, yaitu RZ. RZ kemudian memerintahkan beberapa rekannya untuk menculik RN, namun yang menjadi korban justru MS.

"RN alias DPS menjadi target utama karena terlibat masalah sabu dengan RZ. RZ, sebagai pihak yang menagih sekaligus pemilik sabu, menginstruksikan penculikan tersebut," jelas AKBP Arbaridi Jumhur.

Lebih lanjut, AKBP Arbaridi Jumhur menegaskan bahwa MS sama sekali tidak terlibat dalam permasalahan narkoba tersebut. Para pelaku melakukan kesalahan identifikasi sehingga santri tersebut menjadi korban penculikan.

"Korban diculik secara paksa oleh lima orang tak dikenal dan dimasukkan ke dalam mobil Avanza hitam," tambahnya.

Kejadian ini sempat terekam oleh kamera CCTV sebuah toko dan kemudian viral di media sosial. Rekaman tersebut menjadi petunjuk penting bagi pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus ini.

Daftar tindakan pelaku :

  • Penculikan paksa
  • Salah identifikasi korban
  • Penggunaan kendaraan Avanza hitam

Kronologi kejadian :

  1. RZ memerintahkan penculikan RN terkait masalah sabu.
  2. Pelaku salah mengidentifikasi korban dan menculik MS.
  3. MS diculik paksa dan dimasukkan ke dalam mobil Avanza hitam.
  4. Kejadian terekam CCTV dan viral di media sosial.
  5. Polisi melakukan penyelidikan berdasarkan rekaman CCTV.

Kasus ini menjadi pengingat akan bahaya narkoba dan dampak buruk yang bisa ditimbulkannya, bahkan bagi orang yang tidak bersalah. Pihak kepolisian terus melakukan pengembangan kasus untuk menangkap seluruh pelaku yang terlibat dan mengungkap jaringan narkoba yang mungkin terkait dengan kasus ini.