Kegiatan Diskusi Mahasiswa UIN Walisongo Didatangi Aparat, Pihak Kampus Merasa Terkejut
Kehadiran Aparat dalam Diskusi Mahasiswa UIN Walisongo Menuai Sorotan
Kegiatan diskusi yang diselenggarakan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang baru-baru ini menjadi sorotan setelah kedatangan sejumlah orang tak dikenal, termasuk seorang pria berseragam TNI. Insiden ini sontak menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan civitas akademika, terutama terkait dengan kebebasan akademik di lingkungan kampus.
Wakil Rektor I UIN Walisongo, Mukhsin Jamil, menyatakan keterkejutannya atas kejadian tersebut. Ia mengungkapkan kekhawatiran bahwa kehadiran aparat di kampus dapat mengarah pada tindakan intimidasi terhadap mahasiswa. Mukhsin menegaskan bahwa kajian pemikiran dan diskusi merupakan bagian integral dari kebebasan akademik yang dilindungi oleh undang-undang. Pihaknya menyayangkan tindakan aparat yang meminta identitas peserta diskusi, karena dianggap tidak memiliki urgensi yang jelas.
Pihak kampus berencana untuk melakukan klarifikasi dengan instansi terkait guna memahami motif dan latar belakang insiden tersebut. Mukhsin menekankan pentingnya menjaga ruang akademik agar tetap bebas dari segala bentuk intimidasi dan pengawasan yang tidak berdasar. Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI tidak akan mengganggu posisi TNI pasca-reformasi.
Kronologi Kejadian
Diskusi yang bertajuk "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik" diselenggarakan oleh Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) bersama Forum Teori dan Praksis Sosial (FTPS) di Kampus 3 UIN Walisongo. Menurut keterangan Rektor KSMW, Ryan Wisnal, seorang pria berbadan gempal dengan pakaian preman tiba-tiba masuk ke lokasi diskusi tanpa izin. Tak lama berselang, dua orang lainnya menyusul, salah satunya mengenakan seragam militer.
Kehadiran pria berseragam militer tersebut sempat menimbulkan ketegangan, terutama ketika ia menanyakan identitas peserta dan tema diskusi tanpa memberikan penjelasan yang jelas mengenai tujuannya.
Tanggapan TNI
Menanggapi pemberitaan yang beredar, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy Soelistyo, membantah adanya keterlibatan pihak TNI dalam pengawasan diskusi tersebut. Ia menjelaskan bahwa Sertu Rokiman dari Koramil Ngaliyan berada di sekitar area kampus dalam rangka melaksanakan monitoring rutin wilayah.
"Babinsa hadir di sekitar kampus hanya untuk monitoring wilayah. Itu bagian dari tugas Babinsa dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah binaannya," ujar Andy. Ia menambahkan bahwa kehadiran Babinsa tersebut berkaitan dengan undangan diskusi terbuka yang beredar di masyarakat.
Insiden ini memicu perdebatan mengenai batasan antara kebebasan akademik dan pengawasan keamanan di lingkungan kampus. Pihak UIN Walisongo berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan menegaskan komitmennya untuk menjaga ruang akademik yang kondusif bagi kegiatan ilmiah dan diskusi.