Apple Mantapkan Investasi di Batam: Pembelian Lahan dan Rencana Pembangunan Pabrik AirTag
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Apple, dipastikan melanjutkan rencana investasi pabrik AirTag di Batam. Kepastian ini ditegaskan oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, yang menyatakan bahwa Apple telah mengakuisisi lahan sebagai langkah awal pembangunan pabrik.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, menyampaikan bahwa Apple menunjukkan keseriusan dalam merealisasikan investasi ini. Meskipun belum dapat memberikan tanggal pasti dimulainya pembangunan, Nurul mengungkapkan bahwa dalam pertemuan terakhir dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, perwakilan Apple mengonfirmasi pembelian lahan yang akan digunakan untuk pabrik.
"Terakhir pertemuan dengan pak menteri itu mereka menyampaikan sudah land acquisition dan mereka akan membangun di sana, yang yang pastinya kalau mereka sudah membeli lahan tidak mungkin tidak akan berinvestasi," ujar Nurul di Jakarta.
Sebelumnya, sempat muncul kekhawatiran terkait kebijakan tarif resiprokal 32% yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia. Kebijakan ini dikhawatirkan dapat menghambat rencana investasi Apple. Namun, Nurul meyakini bahwa pemerintah AS akan mempertimbangkan kontribusi Apple terhadap perekonomian negara tersebut, meskipun operasional perusahaan tidak sepenuhnya berada di AS.
"Tapi karena kita tahu bahwa Apple ini menguasai dunia sekalipun dia tidak berlokasi di Amerika kan pada akhirnya GNP-nya akan dinikmati juga oleh Amerika, untuk kontribusi terhadap ekonomi," jelasnya.
Menurut catatan sebelumnya, nilai investasi Apple di Batam diperkirakan mencapai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 16 triliun. Pabrik AirTag ini ditargetkan mulai beroperasi pada Februari 2026.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani sebelumnya juga telah menyampaikan informasi serupa. Ia mengungkapkan bahwa Apple telah membeli lahan dan melakukan cut and fill sebagai persiapan konstruksi pabrik.
"Sisi investasinya, kita sudah kita berhasil meng-convince mereka (Apple) untuk tetap masuk di Batam. Tanahnya sudah dibeli, sudah dikasih unjuk kepada kami, dan sudah melakukan cut and fill untuk mulai construction. Diharapkan 2026 awal tahun, di bulan Februari itu sudah siap untuk AirTag-nya (produksi)," kata Rosan.
Dengan adanya kepastian ini, diharapkan investasi Apple di Batam dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai ekspor.
Faktor Pendukung Investasi Apple di Indonesia:
- Komitmen pemerintah Indonesia dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
- Potensi pasar Indonesia yang besar.
- Ketersediaan tenaga kerja yang kompetitif.
- Lokasi Batam yang strategis.
Tantangan yang Mungkin Dihadapi:
- Perubahan kebijakan ekonomi global.
- Persaingan dengan negara lain dalam menarik investasi.
- Ketersediaan infrastruktur yang memadai.
Meski demikian, dengan komitmen dari kedua belah pihak, investasi Apple di Batam diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara.