Pedagang Pasar Paseban Menjerit Akibat Lonjakan Harga Kelapa yang Anjlokkan Penjualan

Kenaikan harga kelapa yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan penurunan drastis pada jumlah pembeli di Pasar Paseban, Senen, Jakarta Pusat. Para pedagang kelapa mengeluhkan dampak serius terhadap pendapatan mereka.

Agus (60), seorang pedagang kelapa di Pasar Paseban, mengungkapkan bahwa sebelum kenaikan harga, ia mampu menjual hingga 50 butir kelapa atau lebih setiap hari. Namun, kini penjualannya merosot tajam menjadi hanya sekitar 30 butir. "Ini pertama kalinya saya mengalami harga kelapa setinggi ini. Harganya dua kali lipat dari biasanya. Dulu, harga kelapa cenderung stabil, tetapi sekarang terus meroket. Bahkan setelah Lebaran, harganya semakin tak terkendali," ujarnya.

Kondisi serupa juga dirasakan oleh Nopi (39), pedagang kelapa lainnya di Pasar Paseban. Ia menuturkan bahwa penurunan jumlah pembeli sangat terasa akibat mahalnya harga kelapa. "Biasanya, saya bisa menjual 100 butir kelapa sehari, sekarang hanya 50 butir," keluhnya. Penurunan omzet ini berdampak besar pada penghasilan Nopi sebagai pedagang kelapa.

Para pedagang kelapa berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk menstabilkan harga kelapa dan memulihkan daya beli masyarakat. Nopi berharap harga kelapa bisa kembali normal agar para pedagang dapat memperoleh keuntungan yang memadai. "Kalau terus begini, sulit untuk mencari keuntungan," katanya dengan nada prihatin.

Agus mengusulkan agar pemerintah memberlakukan moratorium ekspor kelapa untuk sementara waktu. Ia berpendapat bahwa ekspor yang terus-menerus dapat menyebabkan kelangkaan pasokan di dalam negeri dan mendorong harga semakin tinggi. "Pemerintah harus segera bertindak untuk menjaga stabilitas harga kelapa," tegasnya.

Para pedagang berharap agar pemerintah dapat mengambil tindakan cepat dan efektif untuk menstabilkan harga kelapa, sehingga baik pedagang maupun konsumen tidak dirugikan. Mereka berharap agar ada solusi jangka panjang yang dapat menjaga harga kelapa tetap terjangkau dan terhindar dari fluktuasi yang merugikan.