Pandemi Tak Hentikan Semangat Yustina Wardani: Inovasi untuk ODGJ Menginspirasi Dunia

Yustina Wardani, seorang tokoh penggerak sosial dari Kalurahan Sidoluhur, Sleman, Yogyakarta, membuktikan bahwa pandemi Covid-19 bukanlah penghalang untuk terus berkarya dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Kisah inspiratifnya dalam mendampingi dan memberdayakan ODGJ telah menarik perhatian dunia, dengan inovasi-inovasinya yang diadaptasi di berbagai negara.

Pandemi Covid-19 memang sempat menghentikan sementara kegiatan Kelompok Swabantu Luhur Jiwo (SHG), sebuah wadah yang didirikan oleh Yustina untuk memberikan dukungan kepada ODGJ. Pembatasan sosial dan lockdown menyebabkan banyak ODGJ mengalami kekambuhan karena hilangnya rutinitas dan interaksi sosial. Namun, Yustina dan para kader tidak menyerah. Mereka beradaptasi dengan kondisi yang ada, mencari cara untuk tetap menjangkau dan membantu para ODGJ.

Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah memberikan bantuan sembako kepada ODGJ yang mengalami kekambuhan. Yustina dan para kader secara langsung mengantarkan bantuan tersebut ke rumah-rumah ODGJ, sambil memberikan dukungan moral melalui telepon. Selain itu, Yustina juga berhasil mendapatkan pinjaman lahan seluas 500 meter persegi untuk digunakan sebagai tempat bertemu dan beraktivitas bagi para ODGJ. Di lahan tersebut, mereka mulai bercocok tanam dengan menanam timun barbie dan cabai. Hasil panen kemudian dijual dan memberikan penghasilan tambahan bagi para ODGJ.

Kegiatan bertani ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga dampak positif bagi kesehatan mental para ODGJ. Mereka memiliki kesempatan untuk beraktivitas di luar rumah, berinteraksi dengan sesama, dan mendapatkan dukungan dari para kader. Pertemuan rutin yang diadakan dua kali seminggu menjadi wadah bagi para ODGJ untuk saling berbagi, mendapatkan motivasi, dan diingatkan untuk tetap mengonsumsi obat secara teratur.

Selain kegiatan bertani, Yustina juga aktif melibatkan ODGJ dalam berbagai kegiatan sosial di masyarakat. Ia memimpin terapi aktivitas kelompok yang melibatkan kader, ODGJ, dan bahkan perangkat desa. Dalam kegiatan ini, tidak ada perbedaan antara ODGJ dan warga lainnya. Semua berbaur dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan menghilangkan stigma terhadap ODGJ. Pemerintah desa Sidoluhur juga secara aktif melibatkan ODGJ dalam setiap kegiatan desa, seperti senam massal.

Upaya Yustina dan para kader telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Beberapa ODGJ yang dulu terpinggirkan kini telah mandiri dan produktif. Mereka bekerja dan menjalani kehidupan secara normal. Bahkan, ada yang telah dianggap "lulus" dari SHG Luhur Jiwo karena telah mampu menghidupi diri sendiri. Ada yang bekerja membuat genteng, membuka usaha es jus, atau bekerja di toko.

Tidak hanya itu, Yustina juga merancang inovasi baru bernama Taksi Kencana, sebuah taman edukasi untuk kesiapsiagaan bencana. Di Taksi Kencana, ODGJ tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang bencana, tetapi juga terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat. Mereka diajarkan tentang evakuasi, jalur evakuasi, dan hal-hal penting lainnya yang perlu diketahui saat terjadi bencana. Taksi Kencana juga terbuka untuk anak-anak sekolah dan masyarakat umum, sehingga tercipta masyarakat yang sadar dan siap menghadapi bencana.

Inovasi Taksi Kencana ini telah membawa Yustina ke forum internasional. Ia diundang untuk berpartisipasi dalam konferensi pengurangan risiko bencana di Manila, Filipina. Kegiatan ini juga menarik perhatian perwakilan dari berbagai negara, yang datang untuk belajar tentang pengelolaan kesiapsiagaan bencana untuk ODGJ.

Kisah Yustina Wardani adalah bukti nyata bahwa dengan kemauan dan kerja keras, kita dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan orang lain, bahkan di tengah keterbatasan. Dedikasinya dalam mendampingi dan memberdayakan ODGJ telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia, dan inovasinya terus direplikasi untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan siap menghadapi tantangan.