Terobosan Jepang: Nugget Ayam Laboratorium Hadirkan Alternatif Berkelanjutan
Jepang Ciptakan Nugget Ayam dari Laboratorium
Ilmuwan Jepang berhasil menciptakan nugget ayam inovatif yang diproduksi di laboratorium. Terobosan ini menawarkan solusi potensial untuk mengurangi dampak lingkungan dan etika yang terkait dengan produksi daging konvensional. Nugget ini, yang tidak berasal dari pemotongan hewan, dibuat menggunakan metode canggih yang memungkinkan pertumbuhan sel otot ayam dalam lingkungan terkontrol.
Bioreaktor Serat Berongga: Kunci Pertumbuhan Daging
Inti dari teknologi ini adalah penggunaan bioreaktor yang meniru sistem pembuluh darah dalam tubuh manusia. Perangkat ini menggunakan serat berongga kecil untuk mengalirkan nutrisi dan oksigen secara langsung ke sel-sel otot ayam yang ditanam dalam zat seperti gel. Proses ini memungkinkan para ilmuwan untuk menghasilkan lembaran daging dengan ukuran yang signifikan, mencapai panjang hingga 2 cm dan tebal 1 cm. Teknik ini mengatasi tantangan utama dalam menumbuhkan jaringan tebal, yaitu memastikan bahwa sel-sel di bagian dalam menerima cukup nutrisi dan oksigen untuk bertahan hidup.
Potensi Aplikasi yang Luas
Para peneliti meyakini bahwa bioreaktor serat berongga ini memiliki potensi yang jauh lebih besar daripada sekadar memproduksi nugget ayam. Mereka percaya bahwa teknologi ini dapat diadaptasi untuk menghasilkan berbagai jenis daging lainnya, termasuk daging babi, daging sapi, dan bahkan ikan, semuanya di lingkungan laboratorium. Lebih jauh lagi, mereka berspekulasi bahwa prinsip yang sama dapat diterapkan untuk menumbuhkan organ manusia yang berfungsi, membuka jalan bagi kemajuan besar dalam bidang transplantasi dan pengobatan regeneratif.
Tantangan dan Langkah Selanjutnya
Salah satu tantangan utama yang dihadapi para ilmuwan adalah memastikan transfer oksigen dan nutrisi yang efisien ke sel-sel otot di dalam jaringan yang tebal. Tanpa pasokan yang memadai, sel-sel tersebut dapat mati. Profesor Shoji Takeuchi dari Universitas Tokyo mengatasi masalah ini dengan membangun bioreaktor menggunakan serat semipermeabel, yang memungkinkan perfusi internal yang mendukung pertumbuhan jaringan yang lebih tebal dan konsisten.
Saat ini, serat berongga dibuang setelah proses pertumbuhan daging selesai. Namun, para peneliti berencana untuk menggantinya dengan serat selulosa yang dapat dimakan, yang akan tetap berada di dalam daging dan mengubah teksturnya, sehingga berkontribusi pada pengalaman makan yang lebih baik.
Dampak Transformasional
Profesor Derek Stewart dari James Hutton Institute di Dundee menggambarkan daging yang ditumbuhkan di laboratorium sebagai langkah transformatif dan solusi yang baik. Ia menyoroti daya tarik produk akhir, seperti nugget ayam, yang secara naluriah menarik bagi konsumen. Terobosan ini menjanjikan revolusi dalam cara kita memproduksi makanan, menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dan etis terhadap praktik pertanian konvensional.