Indonesia Optimistis Swasembada Pangan 2027 Meski Impor dari AS Digencarkan
Pemerintah Indonesia terus berupaya merealisasikan target swasembada pangan pada tahun 2027. Target ini ditegaskan kembali setelah sebelumnya sempat dicanangkan pada tahun 2028. Presiden Prabowo Subianto bahkan telah menyampaikan komitmen ini dalam forum internasional seperti KTT G20 di Brasil.
Di tengah upaya mencapai swasembada, pemerintah juga mengambil langkah untuk meningkatkan impor bahan pangan dari Amerika Serikat. Langkah ini memicu pertanyaan mengenai dampaknya terhadap target swasembada yang telah ditetapkan. Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan jaminan bahwa impor pangan dari AS tidak akan menghambat program swasembada. Ia mencontohkan komoditas kedelai, yang selama ini diimpor dari berbagai negara termasuk AS, Australia, dan Ukraina.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso, juga memberikan pernyataan senada. Ia menegaskan bahwa peningkatan impor beberapa komoditas pangan dari AS tidak akan mengganggu swasembada pangan nasional. Budi menambahkan bahwa komoditas yang diimpor berbeda dengan yang ditargetkan untuk swasembada, namun belum memberikan detail komoditas apa saja yang akan ditingkatkan impornya.
Pemerintah juga telah menetapkan daftar komoditas pangan yang tidak akan diimpor pada tahun 2025, yaitu:
- Beras konsumsi
- Gula konsumsi
- Garam konsumsi
- Jagung untuk pakan ternak
Keputusan ini diambil berdasarkan proyeksi produksi dalam negeri yang diperkirakan mencukupi kebutuhan. Contohnya, produksi beras ditargetkan mencapai 32 juta ton, melebihi kebutuhan nasional sebesar 31 juta ton. Untuk gula, produksi diperkirakan terus meningkat hingga mencapai 2,6 juta ton pada tahun 2025. Proyeksi produksi garam konsumsi juga menunjukkan surplus, dengan produksi 2,25 juta ton sementara kebutuhan 1,763 juta ton. Begitu pula dengan jagung, yang diproyeksikan surplus sehingga memungkinkan untuk ekspor.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa pemerintah akan menambah kuota impor gula kristal mentah (GKM) sebanyak 200.000 ton. Langkah ini diambil untuk menstabilkan harga gula di pasaran. Kebijakan impor ini menjadi salah satu strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, sembari tetap berupaya mencapai swasembada pangan.
Pemerintah menekankan bahwa seluruh kebijakan terkait pangan diambil dengan mempertimbangkan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan. Pemerintah optimis target swasembada pangan dapat tercapai paling lambat tahun 2027.