Patung Biawak Raksasa Gemparkan Wonosobo: Ikon Kreativitas Tanpa Dana APBD
Patung biawak berukuran besar mendadak viral dan menarik perhatian masyarakat luas, khususnya di dunia maya. Karya seni yang terletak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, ini menjadi perbincangan hangat karena kemiripannya yang mencolok dengan biawak asli.
Patung setinggi tujuh meter ini berdiri kokoh di atas bebatuan, menghadap langsung ke jalan utama yang menghubungkan Wonosobo dengan Banjarnegara. Para pengendara yang melintas seringkali terkecoh dan mengira bahwa itu adalah seekor biawak sungguhan yang sedang mengawasi lalu lintas. Kehadiran patung ini bukan hanya sekadar dekorasi, tetapi juga representasi dari identitas lokal dan semangat gotong royong masyarakat Desa Krasak.
Ide pembuatan patung ini berawal dari inisiatif Karang Taruna Kecamatan Selomerto yang ingin mengangkat potensi lingkungan setempat. Biawak, yang sering dijumpai di wilayah Desa Krasak, dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Ahmad Gunawan Wibisono, Ketua Karang Taruna Kecamatan Selomerto, mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan wujud kecintaan terhadap lingkungan dan upaya untuk menciptakan ikon desa yang unik.
Proses pengerjaan patung ini memakan waktu sekitar satu setengah bulan. Dana yang digunakan berasal dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai pihak. Ahmad Gunawan Wibisono berharap bahwa patung ini tidak hanya menjadi ikon desa, tetapi juga mampu menarik wisatawan dan meningkatkan perekonomian lokal. Kedepannya, area sekitar patung akan dipercantik dengan taman, sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi pengunjung.
Rejo Arianto, seniman lokal Wonosobo yang berada di balik karya monumental ini, dikenal sebagai sosok yang aktif dalam dunia seni patung. Ia enggan mengungkapkan secara detail biaya pembuatan patung tersebut. Baginya, proses kreatif dan dedikasi terhadap seni jauh lebih penting daripada nilai material. Meskipun demikian, ia memastikan bahwa anggaran yang digunakan untuk membuat patung biawak ini tidak fantastis.
"Jika anggarannya mencapai Rp1 miliar, saya bisa membuat empat patung di empat penjuru mata angin," ujarnya sambil tertawa. Pernyataan ini menegaskan bahwa karya seni yang berkualitas tidak selalu membutuhkan biaya yang besar, tetapi lebih mengandalkan kreativitas dan keterampilan seniman.
Keberadaan patung biawak di Desa Krasak bukan hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga simbol dari semangat gotong royong dan kecintaan masyarakat terhadap lingkungannya. Karya seni ini menjadi bukti bahwa dengan kreativitas dan dukungan dari berbagai pihak, sebuah desa dapat menciptakan ikon yang membanggakan dan meningkatkan potensi wisata lokal.
Dampak Positif:
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
- Mendorong pengembangan potensi wisata lokal.
- Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
- Membangun identitas desa yang unik dan membanggakan.
- Meningkatkan citra positif Kabupaten Wonosobo.
Patung biawak raksasa di Desa Krasak adalah contoh nyata bagaimana seni dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan positif dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Karya seni ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk mengembangkan potensi lokal mereka dengan cara yang kreatif dan inovatif.