Pimpinan Ponpes di Pasuruan Mendesak Pengungkapan Dalang Penculikan Santri
Pimpinan Pondok Pesantren Metal Rejoso, KH Nurkholis, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menyampaikan desakan kepada pihak kepolisian agar segera mengungkap otak di balik aksi penculikan yang menimpa salah seorang santrinya, Muhammad Sulaiman (18). Permintaan ini muncul di tengah upaya intensif kepolisian dalam mengusut kasus yang menghebohkan tersebut.
KH Nurkholis mengungkapkan bahwa Muhammad Sulaiman dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tidak banyak berinteraksi dengan pihak luar pondok pesantren. Ia merasa terpukul dengan kejadian ini dan berharap agar pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku.
"Sulaiman adalah anak yang pendiam dan rajin dalam kegiatan pondok. Saya berharap polisi segera menemukan dan menangkap dalang penculikan ini," ujar Nurkholis.
Bagi KH Nurkholis, Sulaiman bukan hanya sekadar santri, melainkan sudah dianggap seperti anak sendiri. Sejak kecil, Sulaiman telah dibesarkan di lingkungan pondok pesantren. Bahkan, tempat istirahat Sulaiman sehari-hari berada di kamar yang bersebelahan dengan kamar KH Nurkholis.
"Pondok pesantren ini bukan hanya tempat pendidikan agama, tetapi juga menjadi rumah bagi orang-orang yang terpinggirkan dan bergerak di bidang sosial. Sulaiman kami besarkan di pondok karena sejak kecil ia sudah tidak memiliki orang tua," imbuhnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa, menyatakan bahwa penyidik sedang melakukan pemeriksaan intensif terhadap tujuh orang yang telah diamankan. Beberapa dari terduga pelaku diketahui berasal dari luar Pasuruan. Pihak kepolisian juga belum menyerahkan santri yang menjadi korban penculikan kepada pihak pondok pesantren.
"Kami sedang melakukan pemeriksaan secara intensif. Hasil pemeriksaan ini nantinya akan kami sampaikan kepada Polda Jatim," kata Iptu Choirul Mustofa.
Kasus penculikan Muhammad Sulaiman terjadi di depan toko Hamdalah di Jalan Raya Pantura, Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, pada Senin malam. Aksi penculikan tersebut terekam oleh kamera CCTV dan videonya beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat korban ditarik dan dipaksa masuk ke dalam mobil oleh tiga orang yang tidak dikenal.
Kurang dari 10 jam setelah kejadian, Polres Pasuruan Kota berhasil mengamankan tujuh orang yang diduga terlibat dalam aksi penculikan tersebut. Penangkapan dilakukan di pintu keluar Tol Kebomas, Gresik, pada Selasa pagi. Kasus ini masih dalam pengembangan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.