Pemkab gelar "Duek Pakat" tokoh pendidikan Aceh Rayeuk
20-November-24, 22:17Banda Sumber yang dilansir kumpulan berita terkini menyebutkan - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Duek Pakat Tokoh Pendidikan Aceh Rayeuk guna meningkatkan kualitas pendidikan di daerah setempat.
“Kegiatan yang kita gelar ini dalam rangka Hari Pendidikan Daerah dan sangatlah relevan jika Pemkab Aceh Besar untuk terus melakukan evaluasi dan aksi nyata dalam memperbaiki apa yang kurang, mempertahankan apa yang sudah baik, dan meningkatkan kualitas sampai level setinggi-tingginya di Aceh Besar,” kata Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto di Jantho, Senin.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela membuka Gelar Duek Pakat Tokoh Pendidikan dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh yang turut dihadiri Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan, Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Dr. Mujiburrahman, Rektor ISBI Aceh Prof Wildan.
“Peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh suatu momentum penting bagi kita, Karena di dalamnya terdapat nilai sejarah terbentuknya Kota Pelajar (Kopelma) Darussalam yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 2 September 1959. Peristiwa bersejarah ini, tidak terlepas dari peran seorang putra terbaik Aceh Besar, yakni Prof Ali Hasjmy, yang juga seorang tokoh pendidik saat beliau menjadi Rektor IAIN-Ar Ranirry, Banda Aceh,” kata Iswanto.
Ia menambahkan, saat ini sudah banyak tokoh pendidik asal Aceh Besar yang sudah berhasil serta di antaranya menjadi guru besar yang berjasa untuk kemajuan pendidikan di Aceh.
“Artinya, putra-putra Aceh Besar telah berhasil membuktikan, bahwa Aceh Besar telah menghasilkan orang-orang terbaik dalam dunia pendidikan. Ini merupakan berkah dari Allah SWT yang wajib disyukuri dan sekaligus dibanggakan bersama,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, memiliki ikatan emosional serta historis yang tinggi, untuk mewujudkan semangat Darussalam, sebagaimana tertulis di Tugu Darussalam; “Tekad Bulat Melahirkan Perbuatan Nyata”.
Muhammad Iswanto mengatakan jika dicermati indikator-indikator pendidikan yang ada di Aceh Besar, banyak hal positif yang sudah didapatkan, misalnya; tercapainya ukuran ideal antara rasio jumlah sekolah dan guru, serta pemerataan penempatan guru.
“Beberapa tahun terakhir, Aceh Besar menghadapi problem tidak meratanya penempatan guru, sementara rasio kecukupan guru sebenarnya tidak bermasalah. Alhamdulillah, masalah ini berhasil kita atasi, meski terus membutuhkan penguatan,” katanya.
Pemkab Aceh Besar pada tahun 2024 sudah memprogramkan formasi Guru PPPK sebanyak 378 formasi yang nantinya dapat meningkatkan ketersediaan guru di daerah setempat.