Ahli Gizi UI Sebut Remaja Putri Indonesia Menderita Anemia, Gawat Bila Tak Segera Diatasi
20-November-24, 20:39Dikutip oleh kumpulan berita terkini dari media nasional Indonesia, BANTEN - Kekurangan zat besi adalah penyebab anemia terbanyak pada remaja.
Menurut Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Nurul Dina Rahmawati, S.Gz., M.Sc., satu dari empat remaja puteri Indonesia mengalami anemia.
Jika tidak ditangani dengan tepat, mereka yang mengalami anemia akan menjadi ibu hamil yang juga anemia, sehingga turut menambah prevalensi stunting di masa depan.
Untuk mengurangi prevalensi anemia pada remaja putri di Kabupaten Lebak, Banten, Nurul bersama anggota tim dari UI memberikan edukasi kepada pelajar di SMKN 1 Kalanganyar mengenai anemia dan dampaknya.
Pada kegiatan yang berlangsung Senin (27/11/2023), Tim Pengabdi UI membagikan modul “Remaja Sehat” yang memuat beberapa materi penting. Materi dalam modul “Remaja Sehat” mencakup beberapa topik.
Di antaranya perubahan fisik dan psikososial pada remaja; pertumbuhan tubuh remaja dan konsekuensinya terhadap kebutuhan gizi.
Kemudian dampak, penyebab, dan pencegahan anemia, pentingnya asupan makanan bergizi seimbang dan pola hidup sehat.
Selanjutnya pentingnya konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja puteri serta pentingnya status gizi yang baik sebelum menikah dan dampak pernikahan usia dini.
Tanda-tanda Anemia
Anemia adalah salah satu masalah gizi yang ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin (<12>g/dL pada remaja putri dan <13>
Gejala anemia dapat berupa rasa pusing, lemah, lesu, wajah/kelopak mata pucat, hingga kuku berbentuk cekung jika kondisi sudah sangat parah.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebesar 26,8 persen anak Indonesia usia5–14 tahun dan 32 persen pada usia 15–24 tahun menderita anemia.
Prevalensi anemia pada remaja putri di Provinsi Banten berada di atas angka nasional.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten (2017), tercatat anemia pada remaja putri di provinsi tersebut sebanyak 37,1 persen.