Kisah Sukses Febroni Purba, Ubah Nasib Ratusan Peternak dengan Hilirisasi Produk Ayam Kampung Beku

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Bisnis daging ayam semakin menarik perhatian para pelaku usaha, baik dari skala kecil hingga besar. Di tengah dinamika perubahan gaya hidup masyarakat modern yang semakin menghargai kepraktisan, produk daging ayam beku menjadi pilihan favorit.

Permintaan akan daging ayam beku semakin meningkat dari tahun ke tahun lantaran mudah disimpan, mudah diolah, dan kesadaran masyarakat akan kualitas produk daging beku. Bisa dibilang, bisnis penjualan daging ayam di Tanah Air tidak pernah surut.

Bila merujuk pada data yang dirilis Badan Pangan Nasional (Bapanas), pada 2023 rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi daging ayam 7,46 kilogram/kapita/tahun.

Bahkan di tahun 2023, konsumsi daging ayam meningkat 4,3 persen apabila dibandingkan pada 2022 (year-on-year/yoy) atau mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sementara untuk konsumsi daging ayam rumah tangga secara nasional pada 2023 adalah 1,08 juta ton atau naik 5,4 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

Di kota-kota besar, masyarakat semakin mengedepankan efisiensi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung mencari makanan yang mudah diolah dan memiliki umur simpan panjang. Ayam beku memenuhi kedua kriteria ini.

Owner Ayam Kampung Andalas, Febroni Purba, menjelaskan masyarakat semakin sadar bahwa produk daging ayam beku kualitasnya sama dengan daging ayam segar yang dijual di pasaran.

Ia menggeluti bisnis penjualan daging ayam beku, terutama ayam kampung, sejak 2019 dan kini sudah memiliki 6 cabang di Jabodetabek. Nyaris seluruh produk daging ayam maupun berbagai olahannya dijual dalam bentuk frozen.

"Justru saat ini lebih banyak konsumen yang sadar akan kualitas produk karkas ayam frozen, terutama masyarakat yang kelas menengah dan menengah atas," terang Roni, sapaan akrabnya, saat dihubungi kumpulan berita terkini melaporkan hal tersebut, seperti yang diberitakan oleh media nasional sebelumnya pada Jumat (20/9/2024).

"Produk daging ayam beku kualitasnya sama dengan daging segar. Konsumen sekarang sudah aware (sadar), daging ayam frozen kalau sudah dipotong dan masuk freezer itu sudah bersih dari kuman bakteri. Ketika dicairkan karena mau dimasak, daging juga segar tidak ada bedanya dengan ayam potong segar," kata dia lagi.

Lanjut Roni, dengan pengolahan yang benar, kualitas daging beku tidak akan menurun. Caranya dengan memasaknya langsung begitu sudah di-thawing (dicairkan kembali).

"Asalkan pengolahannya benar. Ketika ayam frozen begitu dikeluarkan dari freezer langsung diolah. Jangan setelah di-thawing, lalu dimasukan lagi ke freezer, ini yang akan membuat kualitas daging rusak. Harus langsung diolah," ujar Roni.

Dibandingkan dengan daging ayam segar, menurut Roni, karkas ayam beku justru memiliki sejumlah keunggulan. Ayam beku dapat bertahan hingga berbulan-bulan jika disimpan dalam kondisi yang tepat, berbeda dengan ayam segar yang hanya bertahan beberapa hari.

Produk ayam beku juga bisa dikirim ke berbagai daerah, termasuk yang jauh dari tempat produksinya. Penyimpanan dalam kondisi beku memastikan produk tetap segar hingga mencapai tangan konsumen. Itu sebabnya, lebih dari separuh penjualan Ayam Kampung Andalas dilakukan melalui marketplace.

"Dari sisi harga produk daging ayam beku juga lebih menguntungkan bagi saya sebagai pelaku usaha. Karena daging beku bisa bertahan berbulan-bulan. Jadi relatif untuk Ayam Kampung Andalas tidak terlalu terpengaruh dengan fluktuasi harga," ucap Roni.

Dikatakan Roni, Ayam Kampung Andalas kini tak hanya menjual daging ayam, namun juga berinovasi dengan menambah produk-produk olahan dari daging ayam kampung. Semua produk olahan yang dijualnya juga dalam bentuk frozen sehingga bebas pengawet.

https://money.kompas.com/read/2024/09/20/172738226/kisah-sukses-febroni-purba-ubah-nasib-ratusan-peternak-dengan-hilirisasi