Ini yang Bikin Bisnis "Co-living" Menjanjikan di Tanah Air
20-November-24, 17:17Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Bisnis co-living nyatanya begitu diminati di Indonesia, terutama bagi generasi milenial dan Z.
Menurut Country Director of Investment Cove Rizky Kusumo, faktor kuncinya adalah kedua generasi ini lebih mementingkan experience (pengalaman) dibandingkan material possessions (kepemilikan materi).
Rizky mengungkapkan hal ini saat Intimate Discussion di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
"Kita bisa lihat dari pembelian rumah pertama mereka, dulu mungkin Bapak Ibu kita beli di umur mid-20s (pertengahan umur 20), sekarang pembelian rumah pertama bisa lebih 30s, even mid-30s, dari faktor apa saja sih? Ada tanah yang mahal, inflasi, dan lain-lain. Jadi dari umur 20-an sampai 30-an mereka ngapain? Pasti sewa dulu," ungkap Rizky.
Data Bank Indonesia (BI) pada Kuartal II-2024 menunjukkan, peningkatan penjualan rumah sebesar 7,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, 31,1 persen.
Sehingga, terjadi penurunan dari pertumbuhan penjualan rumah.
"Mungkin ada hubungannya juga dengan tahun politik, tapi itu juga menjadi indikasi pembelian rumah itu semakin tahun semakin menurun," tambahnya lagi.
Hal kedua, 52 persen dari generasi Gen Z itu sebenarnya ingin punya rumah. Akan tetapi, mereka hanya mampu membeli properti dengan harga di bawah Rp 400 juta.
Keinginan untuk memiliki properti bagi generasi milenial dan Z tinggi, tetapi kemampuan mereka rendah.
Sementara data Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) menunjukkan, masih ada 81 juta milenial yang belum punya rumah sendiri dan ini juga yang menjadi perhatian bagi pemerintah.
Cove sendiri memiliki kenaikan permintaan sebesar 67 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi supply (suplai) Cove, pertumbuhan propertinya mencapai hampir 80 persen-100 persen dibandingkan tahun 2023.
"Pada dasarnya kita ambil posisi company (perusahaan) sebagai operator co-living. Tapi, selama satu tahun terakhir ini permintaan itu semakin banyak sebenarnya, bukan hanya untuk kita operate (operasionalkan), tapi untuk membantu partners (mitra) kita membangun atau mengutilisasi properti-properti yang tidak produktif," tandas dia.