Cak Imin: Presiden Punya Hak Menilai Debat, tapi Jangan Berpihak
20-November-24, 17:14Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar berpandangan, sah-sah saja seorang presiden ikut menilai debat calon presiden (capres) yang digelar pada Minggu (7/1/2024) lalu.
Hal ini disampaikan pria yang karib disapa Cak Imin itu merespons pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang meminta format debat pemilihan presiden (pilpres) diubah lebih baik lagi ke depannya.
Menurut Kepala Negara, tidak masalah antar pasangan calon (paslon) saling serang, asalkan menyoal kebijakan, visi dan misi.
Namun, Cak Imin mewanti-wanti agar permintaan presiden untuk perbaikan format debat tidak dilakukan lantaran mendukung salah satu kandidat capres tertentu.
“Presiden punya hak untuk menilai tapi hati-hati jangan sampai kejebak dalam keberpihakan,” kata Cak Imin saat ditemui usai menghadiri acara sholawat kebangsaan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hamid Cintamulya, Kabupaten Lampung Selatan, Senin (8/1/2024) malam.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun berpandangan, tidak ada yang perlu dilakukan perbaikan secara khusus dari debat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut dia, kalaupun diperlukan evaluasi hanya terkait dengan waktu berbicara para kandidat. Sehingga penyampaian gagasan tidak terputus di tengah jalan.
“Enggak ada sih (evaluasi), ya namanya debat ya seperti itu, apanya yang mau dievaluasi, kalau mau evaluasi, debat tanpa waktu,” kata Cak Imin.
Wacana perbaikan format debat disampaikan Kepala Negara dalam keterangan pers di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).
Menurut Presiden, sebaiknya debat antar capres tidak perlu saling jatuh menjatuhkan secara personal.
"Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu sehingga (berlangsung) hidup. Saling menyerang enggak apa-apa tapi (soal) kebijakan, policy, visinya yang diserang," ujar Jokowi.
"Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal saya kira enggak perlu. Enggak, enggak baik, tidak mengedukasi," tegasnya.
Presiden menilai, debat Minggu lalu kurang menampilkan substansi dan visi para capres. Presiden pun menyoroti soal saling serang antar capres dalam debat tersebut.
"Yang pertama, saya memang melihat, substansi dari visinya malah tidak kelihatan. Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya enggak apa-apa, asal (itu soal) kebijakan. Asal policy. Asal visi ya enggak apa-apa," jelas Jokowi.
"Tapi kalau yang sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam, mengenai apa hubungan internasional, mengenai geopolitik, dan lain-lain saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," tuturnya.
Sehingga menurut Presiden, kemungkinan ada banyak orang kecewa dengan jalannya debat pada Minggu malam.
Adapun debat ketiga Pilpres 2023 pada Minggu malam digelar di Istora Senayan, Jakarta dengan mengusung tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.