BYD Gabung Gaikindo Usai Impor Mobil Listrik Dibuka Pemerintah
20-November-24, 16:38BYD Motor Indonesia mengumumkan pada Jumat (21/6) rencananya menjadi anggota asosiasi besar perusahaan otomotif di dalam negeri, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Pengumuman itu dilakukan di sela konferensi pers penjelasan BYD Motor Indonesia perihal dimulainya pengiriman mobil listrik pesanan konsumen usai izin impor CBU dibuka pemerintah.
BYD Motor Indonesia telah mendapatkan izin impor CBU dari China tiga model, Dolphin, Atto 3 dan Seal sebanyak 1.500 unit.
Pasokan batch impor pertama ini bakal digunakan buat memenuhi Surat Pemesanan Konsumen (SPK) yang sudah terkumpul sejak Januari mengumumkan secara resmi berbisnis di Indonesia.
"Hari ini kami umumkan juga, kami secara resmi bergabung di Gaikindo. Saat ini masih dalam proses," kata Presiden Direktur BYD Motor Indonesia Eagle Zhao.
BYD akan menjadi anggota Gaikindo yang saat ini jumlahnya ada 43, meliputi berbagai Agen Pemegang Merek, pemanufaktur dan penyuplai komponen seperti Toyota, Daihatsu, Gaya Motor, Gaya Motor, Hino dan Isuzu.
Sebelum BYD, merek China lain yang sudah masuk Gaikindo adalah Chery, Neta, Sokonindo (DFSK dan Seres), SAIC (MG dan Hong Yan) serta SGMW (Wuling).
Bergabung sebagai anggota Gaikindo membuat BYD wajib melaporkan data penjualan mobil bulanan.Zhao mengatakan data penjualan mobil BYD di dalam negeri bakal bisa dipantau pada Agustus yang berarti informasi data hasil penjualan mobil pada Juli.
"Mungkin di Agustus Anda bisa lihat data Juli," kata dia.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara membenarkan BYD Motor Indonesia sedang berupaya menjadi anggota.
"Sedang dalam proses melengkapi persyaratan administrasi," jawab dia saat ditanya CNNIndonesia.com, Selasa (25/6).
BYD Motor Indonesia telah mendapatkan izin impor CBU dari China tiga model, Dolphin, Atto 3 dan Seal sebanyak 1.500 unit sehingga proses penjualan sudah bisa dilakukan.
Pasokan batch impor pertama ini bakal digunakan buat memenuhi Surat Pemesanan Konsumen (SPK) yang sudah terkumpul sejak Januari mengumumkan secara resmi berbisnis di Indonesia.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebelumnya menjelaskan mengapa distribusi BYD terlambat, yakni karena pihak BYD belum melaporkan kemajuan realisasi investasi.
"Kemarin kalau tidak salah ya saya baru menandatangani rekomendasi perizinan untuk impor karena kan sebelum dia melakukan impor harus mempresentasikan terhadap berapa nilai investasi berapa kapasitas produksi dan berapa lama dia melakukan investasi itu," ujar Bahlil di kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).